Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) menarik untuk dicermati. Pergerakannya mendadak lincah pada perdagangan Kamis (4/5) hingga pada penutupan ditutup dengan kenaikan tinggi, 22% ke level Rp 1.125 per saham.
Sejak awal tahun, saham INDY berada pada level Rp 705 per saham. Sehingga, secara year to date, saham INDY sudah memberikan return hampir 60%.
Dari sisi valuasi, memang ada cukup alasan bagi pasar untuk menggerakkan saham INDY. Price earning ratio (PER) INDY berada pada level 15 kali.
Sementara, PER industrinya berada pada rentang 15 kali hingga 25 kali. "Jadi, masih masuk," kata analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada kepada KONTAN.
Dari sisi kinerja, lanjut Reza, INDY juga cukup menarik. Kuartal I 2017, INDY mencetak laba US$ 22,07 juta. Periode yang sama tahun sebelumnya, INDY menderita kerugian sebesar US$ 4,85 juta.
Sejatinya, Reza memiliki target harga Rp 1.200 untuk INDY. Tapi, jika INDY mampu menjaga konsistensi kinerjanya, harga saham INDY berpotensi menembus Rp 2.000 per saham.
Apalagi, INDY punya PT Kideco Jaya Agung yang merupakan produsen batu bara yang memiliki tambang seluas 50.921 hektar di Kalimantan Timur. Kontrak karya pertambangannya juga panjang, hingga 2023.
"Belum lagi dari anak usaha di segmen shipping, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS). Jadi, secara skala, INDY lebih besa dibanding DOID," jelas Reza.
INDY awal April lalu juga merilis global bond US$ 265 juta untuk refinancing. Sehingga, kedepan beban keuangannya berkurang sehingga membuat profitabilitas INDY membaik.
Kendati demikian, dengan posisi harga yang sudah mendekati Rp 1.200 per saham, lanjut Reza, investor sebaiknya lebih berhati-hati. Investor bisa ikut masuk, namun ada potensi perolehan gain yang lebih terbatas mengingat kenaikannya sudah cukup kencang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News