kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.480   0,00   0,00%
  • IDX 6.382   70,01   1,11%
  • KOMPAS100 908   4,50   0,50%
  • LQ45 710   -1,47   -0,21%
  • ISSI 202   4,27   2,16%
  • IDX30 370   -2,47   -0,66%
  • IDXHIDIV20 446   -1,77   -0,40%
  • IDX80 103   -0,09   -0,09%
  • IDXV30 108   0,29   0,27%
  • IDXQ30 121   -0,66   -0,54%

Menakar Prospek Kinerja Emiten LQ45 di Tengah Fluktuasi Bursa dan Rekomendasi Analis


Kamis, 20 Maret 2025 / 19:07 WIB
Menakar Prospek Kinerja Emiten LQ45 di Tengah Fluktuasi Bursa dan Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Karyawan berjalan dekat papan digital perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, (BEI), Kamis (24/10/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 70,01 poin atau 1,11% ke 6.381,67 pada akhir perdagangan Kamis (20/3).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten LQ45 dinilai bisa jadi pilihan investor di tengah fluktuasi pasar saham yang terjadi di awal tahun 2025.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 70,01 poin atau 1,11% ke 6.381,67 pada akhir perdagangan Kamis (20/3).

Total volume perdagangan saham di bursa hari ini mencapai 16,25 miliar saham dengan total nilai Rp 10,79 triliun. 

Top gainers LQ45 hari ini adalah PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang naik 9,17%, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang naik 5,83%, dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) naik 4,59%.

Baca Juga: Ada Peluang Emiten Telekomunikasi Pulihkan Kinerja, Cek Rekomendasi Analis

Sementara, top losers LQ45 hari ini adalah PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) yang turun 15,13%, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) turun 9,92%, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang turun 4,17%.

Meskipun begitu, IHSG tercatat sudah melemah 9,86% sejak awal tahun (YTD). Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan sempat melakukan trading halt pada Selasa (18/3) lantaran penurunan IHSG terjadi lebih dari 5%.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menyampaikan, kinerja IHSG hari ini terlihat ada penguatan. Namun, jika lihat lebih dalam, penguatan terjadi di emiten konglomerasi, sedangkan LQ45 sendiri tetap merah. Penurunannya indeks LQ45 sudah sebanyak 14,09% YTD.

Indeks LQ45 sendiri merupakan indeks yang menunjukkan 45 saham dengan likuiditas terbaik di bursa. “Bagi investor asing yang memiliki modal besar, tentu indeks LQ45 tetap menjadi acuan,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (20/3).

Baca Juga: Sentimen Positif Dorong Saham Emiten Kesehatan di 2025, Cek Rekomendasi Analis

Namun, aliran dana asing sendiri masih keluar dari pasar saham sebesar Rp 870,99 miliar di pasar reguler hari ini. Sejak awal tahun, aliran keluar dana asing sudah mencapai Rp 27,55 triliun.

Kata Ekky, hal utama yang menyebabkan asing keluar lantaran kekhawatiran ekonomi global akibat perang dagang. Ketika kekhawatiran itu nantinya mereda, likuiditas dilihat bisa kembali ke saham.

Apalagi, saat ini valuasi emiten bluechip di bursa domestik masih menarik dan sasaran awal investor asing biasanya adalah emiten dari Indeks LQ45.

“Ketika asing kembali, emiten bank Indonesia masih menjadi pilihan utama. Rekomendasi bisa untuk BBCA atau BRIS,” ungkapnya.

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan melihat, sejumlah saham LQ45 masih cukup menarik. Misalnya, sektor perbankan cenderung mendapatkan keuntungan dari stabilitas suku bunga dan pemulihan ekonomi pasca-Lebaran.

Baca Juga: Mayoritas Kinerja Emiten Konsumer Makin Manis, Cek Rekomendasi Analis

Asal tahu saja, Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga di level 5,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG), Rabu (19/3).

“Saham BBRI dan BBCA misalnya, tetap menarik karena memiliki fundamental kuat dan mampu menjaga pertumbuhan kredit secara konsisten,” katanya kepada Kontan, Kamis (20/3).

 

Di sektor telekomunikasi, TLKM dan EXCL memiliki peluang positif seiring dengan peningkatan konsumsi data. 

Selain itu, JSMR juga menarik karena trafik bisa mengalami peningkatan selama mudik Lebaran 2025. 

“Namun, tantangan seperti ketatnya persaingan industri dan fluktuasi nilai tukar tetap perlu diantisipasi,” ujarnya.

Panin Sekuritas pun merekomendasikan beli untuk BMRI dan BBCA dengan target harga masing-masing Rp 5.000 per saham dan Rp 8.000 per saham.

Baca Juga: Simak Prospek ADRO di Tengah Rencana Aksi Korporasi dan Rekomendasi Analis

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus melihat, potensi penurunan IHSG tetap berpeluang terjadi. Terutama, karena situasi dan kondisi dalam negeri yang saat ini juga belum membaik. 

“Risiko yang meningkat akibat risiko fiskal juga menjadi perhatian. Apabila pemerintah belum melakukan sesuatu untuk memperbaikinya, maka peluang penurunan IHSG berpotensi untuk terjadi,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (20/3).

Ditahannya tingkat suku bunga The Fed di 4,5%  juga menjadi salah satu perhatian. Namun, ada yang menarik karena The Fed masih menjaga peluang dan harapan untuk bisa mengalami penurunan di tahun ini sebanyak 2 kali dengan besaran 25 basis poin (bps). 

Meskipun memang tidak bisa menutup mata bahwa inflasi Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan yang turut menjadi perhatian oleh The Fed.

Baca Juga: Cermati Prospek Emiten Poultry di 2025 dan Rekomendasi Analis

“Namun The Fed sendiri mengatakan bahwa masih akan terus mengamati sejauh mana kebijakan Presiden AS Donald Trump memberikan dampak terhadap inflasi,” paparnya.

Nico menegaskan, volatilitas pasar saham masih tinggi di sepekan terakhir perdagangan jelang libur Lebaran 2025. Alhasil, pelaku pasar masih wait and see dalam sepekan terakhir ini.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×