kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Menakar prospek bisnis dan saham Bank Mandiri


Rabu, 11 Maret 2015 / 07:23 WIB
Menakar prospek bisnis dan saham Bank Mandiri
ILUSTRASI. OPINI - Umbu TW Pariangu: Nyaleg-nya Mantan Napi Koruptor. Beliau adalah Dosen FISIP Universitas Nusa Cendana, Kupang


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Di tengah perlambatan ekonomi, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan kinerja moderat sepanjang tahun lalu. Emiten bank pelat merah ini mencetak laba bersih Rp 19,9 triliun, naik tumbuh 9,2% year on year (yoy). 

Tahun 2014 memang menjadi tahun yang berat buat emiten perbankan. Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, jika suku bunga acuan alias BI rate naik, hanya segelintir bank yang bisa tumbuh tanpa diikuti kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). 

Meski begitu, para analis menilai, kinerja BMRI sudah sesuai konsensus analis. Eka Savitri, Analis Danareksa Sekuritas dalam riset 12 Februari 2015 mencatat, laba bersih BMRI memenuhi 102,1% estimasi laba bersih dari Danareksa. Sementara pendapatan bunga bersih BMRI Rp 39,1 triliun, tumbuh 15,7% yoy, juga melebihi target Danareksa, yakni Rp 36,3 triliun.

Sepanjang tahun lalu, BMRI menyalurkan kredit sekitar Rp 530 triliun, tumbuh 12,2% yoy. Pertumbuhan kredit ini ditopang kredit sektor mikro 33,2% menjadi Rp 36 triliun pada Desember 2014. 

NPL kembali terjaga

Net interest margin (NIM) BMRI membaik menjadi 6%  Eka memperkirakan, tahun ini, BMRI meraih laba bersih Rp 21,2 triliun, atau tumbuh 6,5% dari 2014.

Hanya saja, analis Ciptadana Securities Syaiful Adrian mengatakan, rasio NPL kotor naik menjadi 2,2% di 2014 dari 1,9% pada 2013. NPL tersebut salah satunya berasal dari Bank Syariah Mandiri (BSM) yakni 6,8%, naik dari 4,3% di tahun 2013. 

Analis Sucorinvest Central Gani, Andy Wibowo Gunawan dalam laporan pada 27 Februari menambahkan, ini karena kenaikan suku bunga di tahun lalu. Namun Andy yakin, BMRI bisa menjaga rasio NPL tahun ini dan 2016 di level 2,2%. Maklum, ada penurunan BI rate tahun ini. "Kami memprediksikan, BI rate turun 50 basis poin pada tahun ini," ujar Andy. Ia memprediksi, laba bersih BMRI bisa tumbuh 16,7% di tahun ini menjadi Rp 23,19 triliun. 

Menurut Syaiful, BMRI di tahun ini akan tumbuh secara organik. Pasalnya, rencana BMRI meraih tambahan modal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 5,6 triliun tak terwujud. 

Meski demikian Syaiful tetap yakin, BMRI masih bisa tumbuh  sehat tanpa harus menggelar  penerbitan saham baru di tahun ini. "Namun, kegagalan mendapat dana tambahan dari pemerintah bisa menyebabkan ambisi mengakuisisi PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terkendala dalam jangka pendek atau menengah," ujar dia.

Bahkan rencana ekspansi BMRI membuka cabang di Malaysia bisa percuma. Rencana ini tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah yang menekan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke negeri Jiran tersebut. 

Padahal, pekerja Indonesia di Malaysia bakal menjadi target BMRI. "Kami pesimistis, ekspansi ini bisa memberi dampak positif," ujar Andy. Karena itu Andy merekomendasikan sell dengan taksiran harga wajarnya 

Rp 10.200 per saham. Syaiful dan Eka merekomendasikan buy dengan target harga wajarnya masing-masing di posisi Rp 13.550 dan Rp 12.400. Selasa (10/3), harga BMRI naik 1,91% menjadi Rp 12.025 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×