kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar Efek Pelemahan Rupiah bagi Emiten, Saham Apa yang Masih Menarik?


Minggu, 03 Juli 2022 / 14:09 WIB
Menakar Efek Pelemahan Rupiah bagi Emiten, Saham Apa yang Masih Menarik?
ILUSTRASI. Produk ICBP. Menakar Dampak Pelemahan Rupiah bagi Emiten. REUTERS/Beawiharta


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah spot ditutup melemah 0,27% ke Rp 14.943 per dollar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (1/7). Alhasil, dalam sepekan terakhir, kurs rupiah di pasar spot melemah 0,63%. Level rupiah kemarin menjadi level terlemah sejak Juni 2020. 

Tren serupa juga terjadi di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI). Kurs JISDOR ditutup di level Rp 14.956 per dollar AS, terkoreksi 0,50%. Sementara jika dihitung dalam sepekan, kurs JISDOR sudah turun sebesar 0,74%.

Analis fundamental Kanaka Hita Solvera (KHS) Raditya Pradana mengungkapkan, selama The Fed masih menaikkan suku bunga, dolar Amerika Serikat (AS) masih kuat karena investor lebih memilih hold dolar AS ketimbang instrumen investasi berisiko lainnya.

Lebih lanjut ia bilang, beberapa emiten akan terdampak oleh pelemahan Rupiah, salah satunya emiten-emiten yang mempunyai utang jumbo dalam dolar AS. 

Baca Juga: Kinerja Sejumlah Emiten Ini Dibayangi Fluktuasi Rupiah, Simak Rekomendasi Sahamnya

"Apabila utang tersebut dibayarkan dengan metode floating, pastinya akan menjadi beban emiten lantaran mengikuti kenaikan suku bunga saat ini," jelasnya, Kamis (30/6).

Namun, apabila utang emiten menggunakan metode fixed atau sudah kontrak sebelumnya, maka kenaikan dolar tidak menjadi masalah. 

Beberapa emiten yang memiliki porsi utang dalam dolar AS seperti PT Modernland Realty Tbk (MDLN), ada PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).

Kemudian, ada emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), emiten konsumer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Selain itu, menurutnya emiten PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT MNC Investama Tbk (BHIT) juga memiliki porsi utang jumbo dalam USD.

Hanya aja, ia melihat untuk saat ini besaran utang terebut belum berbahaya bagi masing-masing emiten.

Baca Juga: Saham-saham Big Cap Ini Banyak Dilepas Asing dalam Sepekan, Ini Rekomendasi Sahamnya

Seharusnya, sambung Radit, emiten-emiten tersebut melakukan hedging untuk mengatasi porsi utang dalam dolar AS. Namun apabila tidak dilakukan, mau tidak mau maka emiten harus meningkatkan kinerjanya.

Meski begitu, Radit menilai saham ICBP masih menarik untuk dicermati. Alasannya, sektor konsumer sedang mengalami pemulihan, dan inflasi tinggi. Dimana produk-produk ICBP termasuk ke dalam kebutuhan primer masyarakat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×