kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menakar Dampak Kenaikan Suku Bunga BI Terhadap Kinerja Ciputra Development (CTRA)


Rabu, 14 September 2022 / 15:07 WIB
Menakar Dampak Kenaikan Suku Bunga BI Terhadap Kinerja Ciputra Development (CTRA)
ILUSTRASI. Sales menawarkan rumah dalam pameran Indonesia Propety Expo 2019 di Jakarta, Minggu (28/7). KONTAN/Baihaki/28/7/2019


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah mengerek suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) menjadi 3,75% pada 23 Agustus lalu. Kenaikan suku bunga acuan ini bakal mempengaruhi kinerja emiten properti, tak terkecuali PT Ciputra Development Tbk (CTRA).

Analis NH Korindo Sekuritas Arief Marchus mengatakan, kenaikan suku bunga BI membuat adanya penyesuaian beban bunga pinjaman dan mortgage rate bagi konsumen sektor properti. Namun, kemampuan CTRA menjaga pertumbuhan pendapatan dan bottomline membuat NH Korindo Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham CTRA.

Hingga semester 1-2022, CTRA membukukan laba bersih senilai Rp 1 triliun atau tumbuh signifikan 107,8% dari periode yang sama tahun lalu alias year on year (YoY). Hal ini didorong pertumbuhan pendapatan yang juga tumbuh sebesar 16% YoY menjadi Rp 4,7 triliun.

"Kebijakan hawkish BI menaikkan BI 7DRRR sebesar 25Bps menjadi 3,75% berdampak pada penyesuaian mortgage rate sektor properti. Hal ini akan mempengaruhi CTRA, seiring kebanyakan konsumen emiten yang sekitar 58% melakukan pembayaran menggunakan skema mortgage," paparnya dalam riset yang dirilis 26 Agustus 2022.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Sektor Teknologi di Tengah Potensi Kenaikan Suku Bunga Acuan

Sementara untuk skema installment dan cash masing-masing sebesar 21%. Arief bilang, kenaikan suku bunga ini tidak memberikan dampak signifikan untuk CTRA lantaran tenor mortgage cenderung berlaku untuk jangka panjang.

Di sisi lain, Arief melihat dampak kenaikan BI 7DRRR saat ini hanya untuk jangka pendek dan bersifat temporer, yang mana merespons inflasi karena supply factor dan bukan demand factor yang dapat terjadi dalam jangka panjang.

Sepanjang paruh pertama tahun ini, CTRA berhasil meraih marketing sales sebesar Rp 3,9 triliun tumbuh 12,0% dari periode yang sama tahun lalu, nilai ini sudah mencapai 51,1% dari target tahun ini Rp 7,8 triliun. Penjualan houses dan land lots masih menjadi penopang marketing sales dengan kontribusi 78%, disusul shophouses 16%, apartment 5% dan office
1%.

NH Korindo sekuritas melihat masyarakat masih memanfaatkan insentif diskon PPN yang diberikan oleh pemerintah, dan suku bunga BI 7DRRR di level terendahnya 3,50% pada periode semester pertama tahun ini.

Selain penjualan neto land lots, residential dan shophouses yang yang tumbuh hingga 37,9% YoY menjadi senilai Rp 3,2 triliun, kinerja CTRA juga didukung oleh recurring income yang solid dari pendapatan usaha shopping centers yang memiliki porsi hingga 5,9% dari total pendapatan semester 1-2022. Angka tersebut meningkat ketimbang semester pertama tahun lalu yang sebesar 5,2%.

"Kami memandang shopping centers masih akan menjadi tempat hiburan strategis, seiring masih minimnya ruang publik bagi masyarakat saat ini," imbuhnya.

Tak hanya itu, penjualan land lots, residential hingga shophouses CTRA juga terdiversifikasi baik jenis maupun lokasinya. Lebih lanjut, penjualan unit properti segmen menengah dengan harga antara Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar mendominasi marketing sales, mengindikasikan segmen ini lebih solid hingga memiliki porsi hingga 38% YoY atau senilai Rp 1,5 triliun.

Baca Juga: Bisnis Masih Menantang, Analis Rekomendasikan Hold Saham CPIN

Di sisi lain, kenaikan porsi segmen menengah ini mengindikasikan adanya kenaikan harga properti domestik. Adapun segmen menengah bawah, yaitu antara Rp 1 miliar-Rp 2 miliar, memiliki porsi 28% turun ketimbang periode yang sama tahun lalu dengan porsi 34% atau senilai Rp 1,1 triliun.

NHKSI Research memproyeksikan penjualan segmen menengah bawah akan membaik, seiring pemulihan bertahap ekonomi domestik yang diikuti membaiknya daya beli masyarakat. Penjualan unit CTRA juga akan didukung oleh peluncuran unit baru dan fasilitas pembiayaan mortgage.

Dengan kinerja yang terjaga, NHKSI Research mempertahankan rekomendasi buy untuk CTRA dengan TP di Rp 1.500.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×