CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Cek Rekomendasi Saham Sektor Teknologi di Tengah Potensi Kenaikan Suku Bunga Acuan


Rabu, 14 September 2022 / 08:45 WIB
Cek Rekomendasi Saham Sektor Teknologi di Tengah Potensi Kenaikan Suku Bunga Acuan


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor teknologi sempat menguat, meski masih dalam rentang yang relatif terbatas di awal pekan ini. Namun, IDX Teknologi kembali koreksi pada perdagangan Selasa (13/9) dan menjadi penahan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Asal tahu saja, IDX Teknologi menjadi sektor dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,6% di perdagangan kemarin. Secara year to date (YtD), IDX Teknologi masih menjadi sektor dengan penurunan paling tajam di antara seluruh sektoral.

Sejalan dengan itu, sejumlah saham teknologi berkapitalisasi jumbo masih menjadi penekan indeks dengan pergerakan yang cenderung negatif (laggard). Contohnya adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, sektor teknologi tertekan di tahun ini seiring dengan langkah pengetatan moneter oleh bank sentral di berbagai negara. Kondisi ini berpotensi mempersulit para emiten memperoleh dana murah untuk membangun ekosistem seperti yang telah dilakukan selama ini.

Baca Juga: Sumringah, IHSG Naik 0,91% ke Level 7.320,55 pada Sesi Pertama Selasa (13/9)

Aksi "bakar duit" akan cenderung lebih terbatas karena sedang berhadapan dengan potensi kenaikan beban dan menurunnya daya beli masyarakat. Dalam kondisi ini, promosi yang dilakukan pun cenderung tidak dapat terserap secara optimal.

"Pasar memproyeksikan potensi penurunan kinerja pada sektor ini, sehingga cenderung melakukan shifting ke sektor yang lebih aman," terang Pandhu kepada Kontan.co.id, Senin (12/9).

Momentum pada saham-saham di sektor teknologi seperti GOTO, BUKA, dan EMTK dinilai masih relatif lemah. Gerak sahamnya mulai mendekati support. "Sementara masih cenderung wait and see dulu di kisaran support masing-masing, tunggu ada pergerakan," saran  Pandhu.

Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mengamini, faktor penekan sektor teknologi sejak awal tahun ini antara lain disebabkan oleh tren kenaikan suku bunga. Selain itu, ada rotasi sektoral, terutama ke sektor berbasis komoditas.

Dalam kondisi sekarang ini, kinerja emiten pun cenderung hanya menjadi sentimen jangka pendek saja. Jimmy memperkirakan, sampai akhir tahun nanti kinerja sektor teknologi cenderung akan sideways.

"Terutama setelah adanya sinyal hawkish dari The Fed yang akan mempertahankan tren suku bunga tinggi untuk periode yang cukup panjang," ujar Jimmy.

 

Menimbang sentimen yang kurang baik untuk sektor teknologi dalam jangka pendek, Jimmy melirik BUKA masih layak dikoleksi untuk jangka panjang dengan target ke level Rp 750.

"Laporan kinerja emiten di Kuartal II cukup baik, serta runway yang cukup panjang sehingga terhindar dari issue challenge di raising capital untuk waktu dekat," sebut Jimmy.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Farras Farhan juga menjagokan BUKA untuk dapat dilirik sebagai pilihan investasi. Tapi, Farras turut memberikan catatan, sentimen sideways masih membayangi sektor teknologi.

"Investor masih lebih prefer untuk commodity dan energy play serta adanya potensi peningkatan inflasi berpengaruh terhadap buying power investor," jelas Farras.

Dia pun kemudian menyoroti prospek kinerja GOTO, terutama setelah keputusan pemerintah yang menaikkan tarif ojek online (ojol) mulai Minggu (11/9) lalu. Farras melihat, kenaikan tarif ojol berpotensi memberikan dampak pada penurunan transaksi pelanggan kepada on demand service GOTO.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Bukalapak.com (BUKA) di Tengah Kenaikan Suku Bunga

Hanya saja, layanan on demand sudah menjadi bagian integral konsumsi masyarakat, sehingga penurunan transaksi diperkirakan tidak signifikan. "Namun perlu diperhatikan juga adanya peraturan baru dimana GOTO dan Grab hanya bisa mengambil 15% komisi dari setiap transaksi, yang mengartikan ada potensi penurunan take rate," terang Farras.

Terhadap saham GOTO, Farras pun masih memberikan rekomendasi hold. Adapun hingga akhir sesi pertama hari ini, saham GOTO stagnan di level Rp 278 setelah sempat menyentuh Rp 284 di awal perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×