Reporter: RR Putri Werdiningsih, Umi Kulsum, Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Investor ritel bisa bersiap menyambut sukuk ritel alias sukri. Sukri terbaru di tahun 2017 ini diprediksi bakal menawarkan imbal hasil lebih dari 7%. Penawaran sukuk ritel seri SR-009 akan berlangsung mulai 4 Februari hingga 2 Maret 2017.
Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, memperkirakan, minat investor pada sukri masih tinggi. Dengan catatan, imbal hasil yang ditawarkan menarik.
Apalagi, berkaca pada penawaran ORI-013 yang memberikan kupon 6,6%, jumlah peminatnya sedikit di bawah target. Agar bisa menarik lebih banyak investor, pemerintah sebaiknya memberikan kupon sukri di kisaran 7,1%-7,3%. "Dengan menambah kupon 20 basis poin (bps) hingga 40 bps, investor akan masuk lagi ke sukri," prediksi Anil.
I Made Adi Saputra, Analis Fixed Income MNC Securities, memprediksi, pemerintah akan menawarkan imbal hasil sukri sebesar 7,25%-7,5%. "Kupon sukri masih lebih menarik ketimbang deposito yang hanya 6%,” kata Made.
Sekadar info, kupon sukuk ritel kali ini lebih rendah jika dibandingkan dengan seri sebelumnya, SR-008, yang sebesar 8,3%. Hal tersebut sejalan dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang kini hanya 4,75%.
Made memperkirakan pamor sukuk ritel baru di pasar sekunder juga bakal lebih tinggi dari pendahulunya SR-008. Meski tahun lalu, SR-008 menjadi obligasi negara paling aktif diperdagangkan dengan frekuensi transaksi sebanyak 27.695 kali dan total volume Rp 82,79 triliun.
Wawan Hendrayana, Senior Research & Investment Analyst Infovesta Utama menilai, sukuk ritel menarik karena barangnya terbatas. Ia memprediksi, surat utang tersebut akan memberikan kupon antara 7%-8%. "Sukri masih menarik jika dibandingkan dengan instrumen lain, seperti ORI dan deposito," ujar Wawan.
Permintaan investor Tahun lalu, penerbitan SR-008 mencapai Rp 31,5 triliun atau melebihi target indikatif Rp 30 triliun. Sedangkan tahun ini, Made memprediksi, permintaan sukri seri baru menembus Rp 25 triliun–Rp 30 triliun.
Walau turun dari pencapaian tahun lalu, namun nilainya lebih tinggi dari target pemerintah yang diperkirakan hanya Rp 20 triliun saja di tahun ini.
Tahun ini, pemerintah hanya akan menerbitkan dua surat utang ritel yakni obligasi negara ritel (ORI) dan sukuk ritel (sukri) dengan target total senilai Rp 40 triliun. “Karena ongkosnya cukup mahal untuk menerbitkan sukuk ritel atau ORI, target tahun ini tidak terlalu digenjot,” ujar Made.
Sedang Wawan memprediksi, pemerintah bakal menyerap sukri baru sekitar Rp 21 triliun hingga Rp 22 triliun. “Saya yakin lebih dari Rp 20 triliun karena pasarnya siap, kok,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News