kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Memilih saham-saham yang menjadi penggerak IHSG


Sabtu, 10 Februari 2018 / 16:00 WIB
Memilih saham-saham yang menjadi penggerak IHSG


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks harga saham gabungan (IHSG) tertekan belakangan ini. Tapi secara year to date IHSG masih naik 2,36%.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, ada sepuluh saham yang sejak awal tahun menjadi penggerak indeks. Di antaranya BBCA, ADRO, PGAS, INKP, HMSP, TPIA, UNTR, BMRI, WSKT dan ITMG. Total kapitalisasi pasar sepuluh emiten tersebut mencapai Rp 2.026 triliun, setara 27,92% kapitalisasi IHSG.

BBCA menyumbang 7,6% dari total kenaikan indeks. Lalu sumbangan dari ADRO sebesar 24,7%, PGAS 33,7%, INKP 47,2%, HMSP 2,3% dan TPIA 11,3%.

Reza Priyambada, analis Binaartha Parama Sekuritas, mengatakan, 10 saham tersebut punya prospek yang baik. Misalnya, saham TPIA yang memang cenderung naik lantaran ekspansinya di bisnis petrokimia.

Selain itu, sentimen secara sektoral juga turut menyulut kinerja emiten. Misalnya, kenaikan harga batubara yang memberi sentimen positif untuk ADRO. "Maka saham terkena imbasnya," ungkap dia.

Reza menambahkan, dalam jangka pendek, pergerakan saham 10 emiten ini cenderung konsolidasi. Ini lantaran pada Januari 2018, saham-saham tersebut sudah naik tinggi. Sehingga, kini saatnya pelaku pasar melakukan profit taking.

Meski 10 saham penggerak indeks tetap bisa masuk dalam daftar saham layak koleksi, Reza cenderung memperhatikan dua emiten. Di antaranya TPIA dan WSKT. Ia merekomendasikan beli TPIA dengan target harga Rp 8.300 dan WSKT di target Rp 3.600.

Bertoni Rio, analis senior Anugerah Sekuritas Indonesia, sepakat, sepuluh saham tadi masih berpeluang tumbuh. Dia memprediksi, kinerja emiten tersebut masih oke.

Bertoni menjagokan HMSP dengan potensial upside 13,64%, UNTR dengan potensi kenaikan 3,63%, PGAS dengan potensi kenaikan 20,08% dan ADRO dengan potensi kenaikan 12,07%. "Target harga untuk tahun ini, PGAS di level Rp 2.810, UNTR di Rp 40.000, ADRO di Rp 2.600 dan HMSP di Rp 5.500," kata dia.

Tapi, Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, bilang, ada beberapa emiten yang pertumbuhan harga sahamnya sudah terbatas. Di antaranya BBCA, HMSP, UNTR dan BMRI. "BBCA harganya sudah mahal," kata Hans.

Sementara itu, ADRO dan ITMG masih ditopang membaiknya harga komoditas minyak dan batubara. Kedua emiten ini memiliki proyeksi kinerja yang menarik sampai dengan kuartal I. "INKP juga punya valuasi murah dan berpotensi tumbuh," ujar Hans.

Secara fundamental, Hans juga menilai UNTR masih punya fundamental yang menarik, meskipun potensi kenaikannya mulai terbatas. Sehingga, menurut dia, saham-saham yang masih layak dilirik di antaranya, INKP, TPIA, WSKT dan PGAS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×