Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berlarutnya proses negosiasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China berpotensi menekan harga komoditas timah kian dalam untuk jangka panjang. Hingga akhir tahun, harga timah diperkirakan bakal berada di kisaran level US$ 15.000 per metrik ton.
Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Kamis (14/11) harga timah kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) terkoreksi 2,08% ke US$ 16.000 per metrik ton.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, sumber utama penurunan harga timah akibat memanasnya kembali sentimen perang dagang AS dan China.
Sebagaimana diketahui, Presiden AS Donald Trump kembali membuat ulah dengan mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan dengan China cukup dekat, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Baca Juga: Dorong pasar timah, BBJ dan KBI bidik end buyer dan kembangkan pasar futures
Bahkan, Trump juga memperingatkan bahwa dirinya akan tetap menaikkan tarif secara substansial pada barang-barang Cina jika tidak ada kesepakatan.
Di sisi lain, ekonomi China melambat lebih lanjut di Oktober, dengan output industri dan penjualan ritel yang tumbuh di bawah perkiraan sejumlah ekonom. Kondisi tersebut tentunya dianggap bakal berisiko terhadap pertumbuhan ekonomi global.
"Sebagaimana kita tahu, China juga salah satu pengimpor timah raksasa di dunia. Dengan ekonomi yang melambat, tentunya permintaan terhadap timah juga melemah," jelas Ibrahim, Kamis (14/11).