Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Menjelang pemilihan presiden 9 Juli, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak konsolidasi. Pada pertengahan Mei lalu, indeks saham sempat mencetak rekor tertinggi di level 5.031,57. Belakangan, laju IHSG kembali tersendat dan bergerak di level 4.905.
Di saat seperti ini, bukan berarti investor tak bisa mencecap laba dari pasar saham. Para pelaku pasar justru bisa mengoleksi saham yang harganya sudah terdiskon, tapi dengan tetap mempertimbangkan fundamental emiten.
Jika ingin mengail laba maksimal, investor sebaiknya melirik saham lapis kedua alias second liner. Kepala Riset Sucorinvest Central Gani, Isfhan Helmy menilai, saham lapis kedua secara umum memiliki volatilitas lebih tinggi ketimbang lapisan pertama.
Lantaran kondisi ketidakpastian itulah investor cenderung memilih bermain di big caps. "Meskipun keuntungan potensial lebih besar di lapis kedua," ungkap dia.
Di jangka pendek, investor merasa lebih aman bermain di saham lapis pertama. Tapi untuk jangka menengah, saham lapis kedua bisa menjadi pilihan. Apalagi, harga sebagian besar saham lapis kedua sudah terkoreksi.
Menurut Isfhan, Hanson International (MYRX) layak dipertimbangkan. Dia menargetkan MYRX di Rp 845 per saham. Di perbankan, dia melihat prospek saham BPD Jawa Timur (BJTM) dengan target Rp 500 per saham.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada merekomendasikan Tiga Pilar Sejahtera (AISA), Malindo Feedmill (MAIN), Surya Semesta Internusa (SSIA), Elnusa (ELSA) dan Mitra Pinasthika Mustika (MPMX). Menurut dia, saham ini memiliki tren positif. Apalagi, harga kelima saham tadi sudah terdiskon rata-rata 16% dari harga tertingginya. Reza mengingatkan, investor perlu memperhatikan beberapa hal dalam memilih saham lapis kedua, antara lain mencermati volume transaksi dan tren pergerakan sahamnya.
Jika ingin masuk ke saham lapis kedua, analis Minna Padi Investama Andre Setiawan menyarankan, investor memilih saham yang defensif. Pasalnya, arah pasar usai pilpres masih belum jelas. Dia merekomendasikan AISA, Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS), BW Plantations (BWPT) Modern International (MDRN).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News