Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Sofyan Hidayat
JAKARTA. Produk reksadana saham dengan aset dasar terfokus pada sektor saham tertentu saja atau reksadana tematik cukup menjanjikan imbal hasil yang bagus. Wajar jika manajer investasi berani mengemas reksadana tematik dalam produk konvensional maupun syariah.
Dari beragam reksadana tematik yang ada, Manulife Syariah Sektoral Amanah (MSSA) menjadi satu-satunya reksadana tematik berbasis syariah. Reksadana milik PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) ini meluncur pertama kali pada 21 Januari 2009.
Nilai aktiva bersih (NAB) per unit MSSA per 20 Mei 2014 telah mencapai Rp 3.624,11. Produk ini sudah memberikan imbal hasil (return) 262,41% sejak terbit (lihat tabel).
Direktur Pengembangan Bisnis MAMI, Putut E. Andanawarih mengungkapkan, MSSA hadir untuk memenuhi permintaan pasar yang menginginkan reksadana dengan pengelolaan sesuai kaidah-kaidah syariah. “Namun jika dilihat dari sisi investornya, mereka berasal dari berbagai agama,” ujar Putut.
MSSA menginvestasikan dana kelolaan di perusahaan yang masuk kategori syariah, berkinerja baik dan memiliki prospek bagus dalam jangka panjang. Untuk memilih aset dasar, MSSA menerapkan core strategy yaitu memilih sektor mana yang bagus, baru memilih saham-saham yang berkinerja baik dan prospektif.
Pemilihan efek saham dilakukan dengan mempertimbangkan valuasi dan katalis. Strategi ini juga diterapkan MAMI pada produk unggulannya Manulife Dana Saham. Tapi tentu saja efek saham yang bisa dipilih MSSA terbatas pada efek saham syariah.
Pada bulan April 2014, lima besar efek saham yang menjadi aset dasar MSSA, antara lain ASII, PGAS, SMGR, TLKM dan UNVR. Total alokasi aset dasar di efek saham mencapai 93,34% dan sisanya berada di efek pasar uang.
Hingga akhir April 2014, total dana kelolaan MSSA mencapai Rp 696,68 miliar. Sayangnya, Putut enggan membeberkan target dana kelolaan dan return MSSA hingga akhir tahun 2014.
Untuk berinvestasi pada reksadana MSSA, Anda hanya butuh merogoh kocek minimal Rp 100.000. MAMI mengutip biaya pembelian unit penyertaan maksimum 2%, biaya penjualan 1,25% untuk satu tahun pertama dan 0% untuk masa investasi di atas satu tahun. Investor juga dibebani biaya pengelolaan sebesar maksimum 2,5% per tahun dan biaya bank kustodian maksimum 0,25% per tahun.
Analis PT Infovesta Utama, Viliawati menilai, strategi investasi MSSA jamak dilakukan reksadana lainnya. Kendati demikian, menurut dia, strategi itu cocok bagi reksadana saham syariah.
“Reksadana saham syariah, terbatas pada pilihan aset dasar. Maka strategi yang mendahulukan pemilihan sektor, cukup baik untuk menopang kinerja reksadana ini,” imbuh Viliawati.
Viliawati memprediksi, imbal hasil reksadana saham akhir tahun ini bisa mencapai 20% hingga 22% dalam setahun. Dengan catatan, Indeks Harga Saham Gabungan bisa tembus level 5.300-5.350.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News