Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas melihat valuasi tiga saham emiten terbesar dari kapitalisasi pasar yakni BBCA, BBRI, dan TLKM sudah tergolong murah. “Bahkan mayoritas semua penghuni top 10 market caps murah selain TPIA dan UNVR,” ujarnya.
Meskipun saham TPIA sudah mahal, menurut Sukarno, kalau untuk trading harga sahamnya masih oke dan tren sahamnya juga masih berpotensi rebound.
Begitu juga dengan saham UNVR yang masih menarik untuk trading. Sebab di tengah isu perlambatan ekonomi, saham UNVR tetap menjadi incaran para fund manager dalam alokasi portofolio mereka.
Sukarno juga mencermati terdepaknya GGRM dari daftar 10 besar emiten dengan market cap terbesar. Tapi emiten rokok lainnya yakni HMSP masih masuk daftar karena HSMP punya keunggulan lain dibanding GGRM. Walaupun valuasi GGRM lebih murah, HSMP mampu mencatatkan rasio profitabilitas (ROE, ROA, NPM) lebih tinggi daripada GGRM.
Baca Juga: Menimbang Prospek Saham Calon Penghuni Indeks MSCI
Ia menambahkan, di tengah kondisi IHSG yang stagnan bahkan cenderung turun, para pengguna strategi jangka pendek ke menengah bisa melakukan trading cepat saja ikuti arus mau ke mana arah indeks menuju. Ada kemungkinan saham-saham ini masih bisa lanjut turun lagi.
Tapi bagi investor yang menerapkan strategi jangka panjang sudah bisa akumulasi beli saham-saham di jajaran 10 saham market caps terbesar karena memang harga sudah terdiskon juga.
Adapun untuk investor ritel, bisa lakukan strategi mengikuti pergerakan asing. Hindari dulu untuk saham-saham yang masih mencatatkan net sell asing.
Sukarno menilai saham perbankan paling menarik jika memang dalam waktu terdekat proyeksi IHSG kembali menguat. “Saat ini sektor perbankan bisa jadi pilihan buat trading,” ujarnya.
Baca Juga: Kebutuhan Terus Naik, Iklim Investasi Bisnis Petrokimia Harus Dibenahi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News