kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Melirik prospek kinerja Bliss Properti (POSA) lewat pusat perbelanjaan


Jumat, 17 Mei 2019 / 20:34 WIB
Melirik prospek kinerja Bliss Properti (POSA) lewat pusat perbelanjaan


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA) masih optimistis dapat menjalakan kinerja dengan baik di tahun ini. Sejumlah agenda bisnis pun tengah dijalankan dan direcanakan agar emiten yang memiliki kode saham POSA bisa bekinerja ciamik.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan POSA, Astried Damayanti menargetkan pertumbuhan pendapatan emiten properti ini sekitar 10%-20% tahun ini. Sementara untuk laba bersih sampai dengan akhir tahun perseroan berharap dengan akan meningkatkan laba bersih lebih dari 50%.

Saat ini bisnis Mall di POSA Groups terdiri dari lima mall yakni Ambon City Center (ACC), Ponorogo City Center (PCC), Tanjung Pinang City Center (TCC), Jambi City Center (JCC) dan Lombok City Center (LCC). Ada pula hotel di PCC yakni hotel waralaba Amaris Hotel.

Proyeksi kontribusi pendapatan POSA utamanya berasal dari mall. Adapun proyeksi sumbangsih masing-masing mall yakni ACC 30%, PCC 27%, TCC 36%, JCC 7%. Sementara LCC masih belum masuk proyeksi karena masih dalam tahap renovasi dan pembangunan.

Arstied mengaku untuk dapat tumbuh dua digit di tahun ini konsentrasi POSA masih di lima mall tersebut terutama JCC yang akan segera buka di kuartal-IV tahun 2019 ini beserta pembukaan kembali LCC pada kuartal-II. Untuk LCC, perseroan telah melakukan kerjasama dengan sekolah Al Azhar, selain itu ada Funworld dan beberapa retail lain yang sedang dalam taraf negosiasi.

Sementata Jambi dipilih sebagai daerah ekspansi tahun ini karena masih sangat memungkinkan untuk membuka mall baru di Jambi dengan populasi sekitar 3,6 juta jiwa memungkinkan untuk mall baru di Jambi.

JCC menawarkan konsep mall yang berbeda ada area outdoor di tengah mall menjadikan JCC sebagai mall pertama dengan konsep seperti ini. “Dengan konsep seperti ini Perseroan yakin bisa menarik minat pengunjung untuk datang ke Jambi City Center,” ucap Astried.

Untuk meningkatkan pendapatan perusahaan di tahun ini, Astried mengatakan, pihaknya akan memperbaharui mall-mall yang ada. Langkah ini dilakukan supaya orang tertarik untuk masuk ke pusat perbelanjaan yang POSA kelola.

Astried menegaskan dengan lebih banyak orang yang masuk, trafik kunjungan dan pembelian meningkat, sehingga akan mengundang tenant-tenant untuk masuk. Sebagai contoh, di Lombok City Center yang tengah direnovasi, POSA akan memasukkan beberapa tenant yang lumayan besar di tahun ini.

Ia menuturkan strategi POSA adalah menawarkan mall yang menjadi mall lifestyle di daerah dengan memenuhi brand-brand nasional seperti group PT Mitra Adi Perkasa Tbk, Amazone, MR DIY, Matahari Deptartement Store, Optik Melawai, Optik Seiz, Delami Group, Cinemaxx, Miniso, Era Jaya group, Telesindo group, dan masih banyak lagi.

Perseroan nampaknya makin semangat tahun ini apalagi telah berlengok di lantai bursa dengan melaukan penawaran saham perdana atau initial public offering di BEI pada Jumat (10/5) lalu. Adapun dana segar yang diperoleh mencapai Rp 255 miliar.

Direktur Utama POSA, Grasianus Johardy Lambert mengatakan sebesar 79% atau setara Rp 201,45 miliar dana IPO akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan anak perusahaan yang antara lain untuk pembiayaan operasional pusat perbelanjaan, perawatan gedung dan peralatan, dan membayar kewajiban-kewajiban sehubungan dengan kegiatan usaha perseroan dan anak perusahaan seperti kewajiban kepada supplier dan vendor.

Rincian dari penggunaan dana untuk modal kerja 12% akan dialokasikan untuk modal kerja PT Bliss Properti Indonesia Tbk (Perseroan) sebagai pemilik ACC. Kedua, 4% akan dialokasikan untuk modal kerja PT Pusat Bisnis Ponorogo sebagai pemilik PCC. Ketiga, 12% akan dialokasikan untuk modal kerja PT Bliss Pembangunan Sejahtera sebagai pemilik LCC.

Keempat, 33% akan dialokasikan untuk modal kerja PT Tanjung Pinang Indah sebagai pemilik TCC melalui anak usaha PT Tanjung Pinang Sakti. Kelima, 15% akan dialokasikan untuk modal kerja PT Lahan Makmur Indah sebagai pemilik JCC melalui anak usaha PT Utama Teguh Abadi.

Sementara 21% atau sekitar Rp 53,55 miliar dana IPO akan digunakan untuk belanja modal perseroan dan anak perusahaan antara lain 82% untuk penyelesaian Jambi City Center dan 18% untuk renovasi Lombok City Center.

Kata Astried peristiwa gempa tahun lalu mengakibatkan beberapa kerusakan di Lombok City Center tetapi renovasi yang akan dilakukan terkait perubahan konsep yang dilakukan oleh Perseroan dengan menjadikan Lombok City Center menjadi education mall.

Sebagai tahap awal perseroan melalui anak usaha PT Bliss Pembangunan Sejahtera telah melakukan kesepakan dengan Yayasan Al Azhar untuk mendirikan sekolah Lombok City Center dan nantinya akan didukung dengan tenant yang mendukung pendidikan anak-anak sekolah nantinya. “Oleh karena itu, perlu dilakukan perubahan fitout untuk menyesuaikan dengan konsep tersebut,” katab Astred.

Kinerja turun

Bliss Properti tahun lalu mencatatkan penurunan pendapatan 21,69% year on year (yoy) menjadi Rp 58,17 miliar. Penurunan pendapatan perusahaan yang bergerak di bidang properti ini disebabkan oleh penutupan tenant di beberapa lokasi pusat perbelanjaannya. Alhasil, beban pokok perusahaan per tahun lalu juga menurun 6,16% menjadi Rp 43,03 miliar.

Kata Astried penyumbang terbesar penurunan pendapatan tahun lalu disebabkan oleh penutupan tenan anchor di Lombok City Center seperti Matahari dan Hypermart. Penutupan Matahari dan Hypermart merupakan kebijakan strategi dari masing-masing perusahaan tenant yang menutup sebagian besar toko retail di beberapa wilayah di Indonesia, penurunan tenan anchor tersebut diikuti oleh tenan-tenan kecil lainya yang disebabkan oleh menurunya jumlah pengunjung karena tutupnya tenan anchor tersebut.

Untuk bisnis hotel saat ini, perseroan sudah memiliki hotel di Ponorogo City Center. Namun, tidak menuntuk kemungkinan ke depan akan membuka hotel di daerah lain. “Sedang melakukan studi kelayakan di mall yang miliki POSA kemungkinan pembukaan hotel mendatang,” kata Astried.

Sampai dengan April 2019 kontribusi terbesar masih berasal dari pendapatan mall Ambon City Center sebesar 41% diikuti oleh mall Tanjungpinang City Center sebesar 37% dan selebihnya di topang dari pendapatan Ponorogo City Center dan Lombok City Center.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×