CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Melirik Prospek Bank Mega (MEGA) di Tengah Pembagian Saham Bonus


Selasa, 01 Maret 2022 / 18:19 WIB
Melirik Prospek Bank Mega (MEGA) di Tengah Pembagian Saham Bonus
ILUSTRASI. Aktivitas nasabah di kantor cabang Bank Mega, Tangerang Selatan, Senin (24/2/2020).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mega Tbk (MEGA) menetapkan pembagian dividen tunai sebesar Rp 2,8 triliun dari laba bersih yang diperoleh senilai Rp 4,01 triliun pada tahun lalu. Tak hanya itu, MEGA juga bakal membagikan saham bonus.

Saham bonus MEGA berasal dari kapitalisasi sebagian saldo laba dan kapitalisasi sebagian tambahan modal disetor per 31 Desember 2021.

Dasar penetapan harga penerbitan untuk saham bonus dari kapitalisasi saldo laba adalah harga penutupan saham pada 24 Februari 2022, yakni Rp 9.700 per lembar saham dengan jumlah yang diterbitkan sebanyak 689,4 juta lembar saham.

Sedangkan untuk harga penerbitan saham bonus yang berasal dari Agio Saham adalah sama dengan nilai nominal saham yakni Rp 500 per saham dengan jumlah saham bonus yang diterbitkan sebanyak 4,1 miliar lembar saham.

Baca Juga: Empat Obligasi, Dua Sukuk, dan Satu Perusahaan Tercatat di Bursa Pekan Ini

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo mengungkapkan bahwa tidak semua perusahaan memberikan saham bonus, karena biasanya keuntungan lebih sering dibagikan dalam bentuk dividen. Yang terang, saham bonus merupakan salah satu keuntungan yang bisa didapatkan investor dari investasi saham.

Meski menarik bagi investor, namun dengan tambahan saham yang diperoleh dari aksi ini bukan berarti persentase kepemilikan akan bertambah. Sebab, jumlah saham yang beredar juga ikut bertambah.

 

Di sisi lain, saham bonus bisa menjadi aksi window dressing perusahaan. "Hal lain yang menarik dari saham bonus adalah likuiditas saham yang meningkat serta lebih mencerminkan kinerja perseroan. Di situasi market saat ini, tentunya banyak pelaku pasar yang mencari saham-saham yang lebih likuid," ujar William kepada Kontan.co.id, Selasa (1/3).

Sekadar mengingatkan, pada tahun lalu beberapa emiten juga menebar saham bonus. Yakni PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dan PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI).

Baca Juga: Kekayaan Terdongkak, Para Taipan Menikmati Euforia Saham Bank Digital

Mirip dengan dividen, Ezaridho Ibnutama dan Liza Camelia Suryanata dari Tim Riset Henan Putihrai Sekuritas menjelaskan jumlah saham bonus yang menjadi hak investor tergantung pada berapa banyak saham yang telah dimiliki masing-masing investor di perusahaan. 

Menurutnya, ini lebih menarik bagi investor daripada rights issue karena jumlah saham yang menjadi hak investor tidak perlu dibeli. Namun, tingkat daya tarik investor tergantung pada rasio pembagian saham bonus.

"Di sisi lain, dengan bertambahnya jumlah saham emiten di publik, maka saham emiten tersebut akan semakin likuid di pasar," kata Liza Camelia.

Dia mengingatkan agar investor memperhatikan rasio pembagian saham bonus. Misalnya pada September hingga Oktober 2021 lalu, SIDO memutuskan untuk memberikan 1 saham baru untuk setiap 131 saham lama, sehingga pembagian saham bonus memiliki rasio 131:1.

Selain itu, investor juga mesti memperhatikan tanggal cum dan ex date. Sebab, saham bonus akan diterima oleh investor dengan syarat tertentu, yakni hanya jika investor sudah mempunyai saham induknya pada tanggal cum date dan tidak menjual saham tersebut sampai tanggal ex date.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menambahkan bahwa bagi pelaku pasar, aksi pembagian saham bonus akan berpotensi meningkatkan likuiditas atau volume transaksi di bursa. Hal ini akan berdampak positif bagi saham-saham yang likuiditasnya minim, termasuk MEGA yang transaksinya rata-rata hanya ratusan lot per hari. 

Baca Juga: IHSG dan Kapitalisasi Bursa Sentuh Rekor Tertinggi pada Pekan Ini

"Makin besar likuiditas tentu semakin leluasa bagi investor dalam menentukan harga dan jumlah lot yang ingin ditransaksikan. Investor perlu memberikan perhatian utamanya pada kinerja dan prospek jangka panjang perusahaan. Untuk jangka pendek bisa dilihat pergerakan secara teknikal, strategi bisa disesuaikan dengan trend dan momentum," jelas Pandhu.

Secara fundamental, Pandhu menilai kinerja MEGA dalam beberapa tahun terakhir termasuk yang paling konsisten dan mampu mencetak pertumbuhan laba ketika melewati masa pandemi. Menurutnya, salah satu kunci sukses MEGA adalah penurunan rasio biaya operasional terharap pendapatan operasional (BOPO) yang terakhir mencapai 56% pada tahun lalu.

"Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam menjalankan operasionalnya, jauh lebih efisien jika dibanding rata-rata BOPO industri perbankan sekitar 82%," sebut Pandhu.

Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana juga melihat secara fundamental MEGA sudah pulih dan mencapai pendapatan yang lebih tinggi dari masa sebelum pandemi. Selain itu, konglomerasi bisnis dari Chairul Tanjung (CT) Group memiliki ekosistem yang bisa mendukung pertumbuhan MEGA.

Meski begitu, dari sisi likuiditas Wawan memandang MEGA bukan termasuk saham yang likuid. Lalu, valuasi secara price to book value (PBV) juga relatif sudah mahal. Wawan pun memproyeksikan target harga MEGA di akhir tahun ini berada di level 11.000.

Baca Juga: Tembus Rp 8.695,6 Triliun, Kapitalisasi Pasar Bursa Sentuh Rekor Tertinggi Pekan Ini

Adapun dari sisi pergerakan harga saham, pada hari pertama bulan Maret ini MEGA mengalami kenaikan 525 poin atau 5,21% ke level 10.600. Secara year to date saham MEGA sudah melesat 25,07%.

Secara teknikal, Liza Camelia mengatakan harga saham MEGA tengah mengalami uptrend. Menurutnya, kenaikan hari ini mengenai target resistance dan sesuai dengan indikator RSI negative divergence yang telah mengindikasikan reversal di area resistance.

Tapi, bukan berarti tren penguatan MEGA akan berhenti. Selama MEGA masih bergerak dalam pola channel naiknya di atas support MA10 & 20 atau di atas 9.700-10.000, maka berpeluang menuju target berikut di kisaran 11.150-11.300 atau 11.900-12.000.

Baca Juga: Semakin Tajir, Kekayaan Bersih Chairul Tanjung Tembus Rp 114,7 Triliun

Secara jangka menengah, William Wibowo menilai MEGA masih berada di fase uptrend. Namun, dia merekomendasikan Buy on Weakness (BoW) untuk MEGA, mengingat adanya potensi koreksi wajar dalam waktu dekat. William memperkirakan level support di 9.425 dan resistance di 11.200.

Sedangkan Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memberikan rekomendasi hold. Menurutnya, saat ini MEGA secara teknikal masih berpotensi menguat dengan target terdekat di 11.325 dan idealnya bisa mencapai 12.250.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×