Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
Berdasarkan laporan keuangan WIFI per 31 Agustus 2020, emiten ini membukukan pendapatan Rp 31,22 miliar, tumbuh 108,55% dari periode yang sama di 2019. Peningkatan pendapatan ini membuat bottom line WIFI berbalik arah, dari rugi Rp 307,65 juta per 31 Agustus 2019 jadi laba Rp 1,1 miliar.
Tahun 2021 ini, WIFI optimis dapat membukukan pertumbuhan positif. Target ini melihat peningkatan di bidang pengembangan software dan aplikasi, serta dorongan transformasi digital serentak yang terjadi selama pandemi.
Untuk target kinerja tahun ini, Hermansjah menjelaskan, pendapatan iklan online dan offline masih mendominasi. Pendapatan iklan diharapkan mencapai 70% dari total pendapatan. Sedang pendapatan dari aplikasi berkontribusi sekitar 5% dan sisanya ialah pendapatan dari infrastruktur jaringan yang baru akan beroperasi di pertengahan 2021.
Baca Juga: Bidik 9 juta pengguna, Tugu Insurance sediakan layanan di aplikasi MyPertamina
Pada awal didirikan tahun 2012, WIFI bergerak di bidang usaha utama perdagangan kopi dengan nama PT Lucaffe Indonesia. Lalu, WIFI memiliki kegiatan usaha penunjang seperti aktivitas komunikasi dengan kabel, internet service provider (ISP), portal web atau platform digital, dan konstruksi sentral komunikasi. Di 2016 WIFI menjalankan usaha penjualan kopi.
Mulai 2018, WIFI memperluas kegiatan usahanya di bidang periklanan baik melalui out-of-home advertising (OOH) maupun digital advertising. Kemudian 2019, WIFI mendirikan KKD sebagai anak perusahaan yang menjalankan usaha di pengembangan produk dan layanan digital.
WIFI juga mulai melakukan pemasangan jaringan serat optik di 2019. Sejak saat itu, kegiatan usaha utama yang dijalankan WIFI adalah periklanan serta perusahaan holding yang di bidang periklanan, dan serat optik.
WIFI melakukan initial public offering (IPO) pada akhir tahun lalu dengan melepas 8,04% saham dengan harga penawaran Rp 530 per saham. Sehingga, WIFI meraih dana Rp 83 miliar dari IPO.
Direktur Utama Solusi Sinergi Digital Hermansjah Haryono mengatakan, perusahaan yang menggandeng PT Indo Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek ini meraup dana segar sekitar Rp 83 miliar dari aksi korporasinya ini.
Selanjutnya: Bidik 9 juta pengguna, Tugu Insurance sediakan layanan di aplikasi MyPertamina
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News