kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,33   -2,31   -0.25%
  • EMAS1.396.000 0,07%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Melihat Prospek Saham Emiten Otomotif di Tengah Penurunan Penjualan Kendaraan


Kamis, 13 Juni 2024 / 05:10 WIB
Melihat Prospek Saham Emiten Otomotif di Tengah Penurunan Penjualan Kendaraan
ILUSTRASI. PT Astra Otoparts Tbk AUTO --- Mekanik memeriksa mesin mobil di outlet Shop&Drive Jakarta


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten otomotif diprediksi akan melemah seiring tren penurunan penjualan mobil yang terus berlanjut. Meski begitu PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) masih mencatat kinerja positif di tengah lesunya penjualan mobil. 

Berdasarkan data Gaikindo penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional turun 21% year on year (YoY) menjadi 334.969 unit pada Januari Mei 2024, dari sebelumnya 423.771 unit. Hal itu menurut  Direktur Astra Otoparts Sophie Handili tentunya juga mempengaruhi bisnis manufaktur Astra Otoparts. 

"Namun di sisi lain kita juga melihat bahwa bisnis trading Astra Otoparts mengalami kenaikan yang cukup baik dan kami juga terus mendorong pertumbuhan ekspor kami," jelas Sophie pada Kontan, Selasa (12/6). 

Sophie mengatakan, saat ini AUTO masih terus memonitor penjualan wholesale baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Diproyeksi Masih Kuat Tumbuh 5% di Tengah Ketidakpastian Global

Selain itu, ia mengungkapkan AUTO juga melakukan diversifikasi bisnis seperti medical devices maupun komponen Electric Vehicle (EV). "Kami juga terus memonitor bisnis trading dan kami optimis masih dapat bertumbuh," ujarnya.

Untuk mendongkrak kinerja penjualan, Sophie menjelaskan AUTO sudah melakukan diversifikasi dalam bisnis manufaktur dan akan terus melakukan operational excellence agar proses produksi lebih efektif dan efisien.

 

Dari segi trading, AUTO juga berencana akan menambah jumlah store, baik untuk Astra Otoservice maupun Shop & Drive. "Kami juga terus mencari peluang melalui negara tujuan ekspor yang baru dan terus meningkatkan ekspor kami," ungkapnya. 

Sebagai informasi,  AUTO mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 475,0 miliar pada kuartal pertama 2024. Angka ini tumbuh 9,7% dari laba bersih konsolidasi kuartal pertama 2023 sebesar Rp 432,9 miliar.

Baca Juga: Aset Safe Haven: Emas dan Dolar Jadi Primadona di Tengah Ketidakpastian Global

Kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan meningkatnya kinerja ekspor AUTO di tengah melemahnya permintaan domestik.

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda melihat penurunan penjualan mobil tentu membawa dampak negatif bagi emiten otomotif. Hal itu menurutnya akan mempengaruhi penurunan penjualan dan laba.

"Selain itu juga berdampak pada harga saham yang dapat menurun, sehingga para investor juga akan menunda investasinya pada emiten otomotif karena kinerjanya yang menurun," Jelas Vicky.

Melihat penurunan yang masih berlanjut maka Vicky memperkirakan kinerja emiten otomotif di kuartal II ini masih berpotensi lesu. Menurutnya prospek emiten otomotif ke depannya masih penuh dengan ketidakpastian, pemulihan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat yang menjadi kunci utama bagi peningkatan penjualan mobil. 

"Tetapi masih memiliki peluang untuk pulih dengan adanya pemulihan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan pemangkasan suku bunga," ucapnya.

Baca Juga: Rupiah di Tengah Ketidakpastian Global

Vicky menyebutkan sentimen positif yang dapat mempengaruhi kinerja emiten otomotif yaitu musim mudik lebaran dan libur panjang, adanya peluncuran produk baru dan strategi bisnis yang dapat menarik sehingga dapat dilirik kembali emiten otomotif.

Selain itu penurunan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi yang mulai pulih serta kebijakan pemerintah juga dapat mendukung otomotif. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat penurunan penjualan mobil di tahun ini disebabkan tingginya tingkat suku bunga kredit. Hal itu menurutnya mendorong masyarakat untuk emnunda melakukan pembelian secara kredit.

"Karena dananya akan dialokasikan untuk hal yang lebih penting," jelas Nico.

Baca Juga: Ketahanan Sistem Keuangan Indonesia Masih Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Nico memperkirakan pada kuartal II 2024 ini kinerja emiten otomotif akan mengalami perlambatan. Nico melihat masih adanya peluang dari berbagai macam merk yang masuk dengan harga yang kian bersaing akan menjadi salah satu pemicu penjualan mobil.

Menurutnya harga dan model tentu akan menjadi salah satu pertimbangan bagi masyarakat untuk melakukan pembelian, karena semakin tinggi persaingan maka harga biasanya akan mengalami penurunan yang tentu akan menguntungkan bagi masyarakat.

"Belum lagi banyaknya diskon yang diberikan oleh merk mobil yang baru masuk, sehingga hal ini tentu diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi penjualan mobil," ucapnya.

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Naik Pada Maret 2024, di Tengah Ketidakpastian Global

Melihat hal tersebut, Nico masih belum merekomendasikan saham apapun untuk sektor otomotif. Sementara saat ini Vicky merekomendasikan untuk wait and see terlebih dahulu pada emiten otomotif. 

Selanjutnya: Biaya Perpanjang SIM Murah, Datangi SIM Keliling Bekasi & Tangsel Hari Ini (13/6)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×