Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli
Vicky menyebutkan sentimen positif yang dapat mempengaruhi kinerja emiten otomotif yaitu musim mudik lebaran dan libur panjang, adanya peluncuran produk baru dan strategi bisnis yang dapat menarik sehingga dapat dilirik kembali emiten otomotif.
Selain itu penurunan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi yang mulai pulih serta kebijakan pemerintah juga dapat mendukung otomotif.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat penurunan penjualan mobil di tahun ini disebabkan tingginya tingkat suku bunga kredit. Hal itu menurutnya mendorong masyarakat untuk emnunda melakukan pembelian secara kredit.
"Karena dananya akan dialokasikan untuk hal yang lebih penting," jelas Nico.
Baca Juga: Ketahanan Sistem Keuangan Indonesia Masih Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global
Nico memperkirakan pada kuartal II 2024 ini kinerja emiten otomotif akan mengalami perlambatan. Nico melihat masih adanya peluang dari berbagai macam merk yang masuk dengan harga yang kian bersaing akan menjadi salah satu pemicu penjualan mobil.
Menurutnya harga dan model tentu akan menjadi salah satu pertimbangan bagi masyarakat untuk melakukan pembelian, karena semakin tinggi persaingan maka harga biasanya akan mengalami penurunan yang tentu akan menguntungkan bagi masyarakat.
"Belum lagi banyaknya diskon yang diberikan oleh merk mobil yang baru masuk, sehingga hal ini tentu diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi penjualan mobil," ucapnya.
Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Naik Pada Maret 2024, di Tengah Ketidakpastian Global
Melihat hal tersebut, Nico masih belum merekomendasikan saham apapun untuk sektor otomotif. Sementara saat ini Vicky merekomendasikan untuk wait and see terlebih dahulu pada emiten otomotif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News