kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melemah Sepekan, Keputusan Suku Bunga Akan Menentukan Arah Rupiah Pekan Depan


Sabtu, 21 Mei 2022 / 06:35 WIB
Melemah Sepekan, Keputusan Suku Bunga Akan Menentukan Arah Rupiah Pekan Depan


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah bergerak cukup volatile sepanjang pekan ini. Kurs rupiah spot melemah 0,21% dalam sepekan ke Rp 14.642 per dolar Amerika Serikat (AS) hingga Jumat (20/5). 

Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), kurs rupiah melemah 0,29% sepekan ke Rp 14.661 per dolar AS.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengungkapkan, rupiah cenderung melemah selama sepekan seiring adanya tekanan dari eksternal. Dari sentimen global, penguatan dolar AS yang naik ke level tertinggi 20 tahun terakhir, di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif menjadi pemberat sentimen bagi rupiah. 

Baca Juga: Lelang Lukisan Internasional Sukses, Berbeda Dengan Bisnis Lukisan di Indonesia

Pada pekan ini, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell kembali menegaskan bahwa pihaknya siap untuk mengetatkan kebijakan moneternya lebih agresif dalam rapat bulan Juni, meski angka inflasi melandai. 

Untungnya, pada akhir pekan ini, pelemahan rupiah mulai tertahan. Pasalnya, dari dalam negeri, Presiden Joko Widodo mencabut larangan ekspor sawit. Sentimen positif di hari Jumat juga datang dari BI yang melaporkan transaksi berjalan mencatat surplus US$ 0,2 miliar atau 0,1% dari produk domestik bruto (PDB). 

“Ini membuat transaksi berjalan kita mengalami surplus tiga kuartal beruntun. Ditambah lagi, dari eksternal, koreksi dolar juga turut membawa angin segar bagi rupiah,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Jumat (20/5).

Baca Juga: IHSG Menguat 4,85% Sepekan, Katalis Ini yang Menopang

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengungkapkan, hingga pertengahan pekan ini, sentimen risk-off mewarnai pasar global. Hal ini tercermin dari bursa saham AS yang mengalami koreksi imbas dari risiko kenaikan suku bunga acuan AS dan data sektor riil AS yang kurang baik.

“Untungnya, pada hari ini, rilis data ekonomi domestik, yakni current account yang kembali menjadi positif jadi pendorong penguatan rupiah,” terang Fikri kepada Kontan.co.id, Jumat (20/5).

Fikri melihat pergerakan rupiah berpotensi masih akan volatile di pekan depan. Dari global, pergerakan pasar saham AS serta rilis data ekonomi seperti tenaga kerja AS akan jadi sentimen penggerak rupiah.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Stagflasi Hantui Perekonomian Indonesia

Lalu, dari dalam negeri, BI akan mengumumkan keputusan terkait suku bunga acuan. “Saya memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps sebagai langkah mengurangi risiko outflow di pasar saham dan obligasi. Ini akan jadi katalis positif untuk rupiah di pekan depan,” imbuh Fikri.

Fikri memperkirakan rupiah pada pekan depan akan diperdagangkan pada rentang Rp 14.500 per dolar AS-Rp 14.700 per dolar AS. Sementara Alwi memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.560 per dolar AS-Rp 14.800 per dolar AS pada pekan depan.

Alwi menilai penguatan dolar masih menjadi sentimen pemberat buat rupiah. Pasalnya, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif, berpotensi mengangkat yield obligasi AS. Lalu, dari dalam negeri ada rapat BI, di mana diproyeksikan BI tetap akan menahan suku bunga acuannya di 3,5%. 

“Sikap BI yang masih dovish ini, kemungkinan bisa menekan rupiah di saat The Fed sangat hawkish,” pungkas Alwi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×