Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pamor dolar Amerika Serikat (AS) mulai menurun. Beberapa pekan terakhir, indeks dolar menunjukkan pelemahan dari level 113 menuju level 111. Namun, pelemahan ini diprediksi hanya berlangsung sementara.
Senior Vice President Head of Retail Product Research & Distribution Division Henan Putihrai (HP) Asset Management Reza Fahmi mengatakan bahwa memang saat ini nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia sedang melemah.
"Hal tersebut imbas dari data harga rumah AS merosot pada Agustus karena lonjakan suku bunga hipotek melemahkan permintaan," ungkap Reza kepada Kontan.co.id, Rabu (26/10).
Baca Juga: Kebijakan The Fed Masih Akan Menyetir Pergerakan Rupiah
Reza bilang, pelemahan dolar yang memberikan ruang bagi bangkitnya mata uang rival hanya berumur pendek. Artinya, dolar masih cukup tangguh untuk dikalahkan. Adapun berbagai sentimen masih akan menopang dolar diantaranya kebijakan The Fed, indeks harga konsumen AS, serta indeks harga produsen.
"Jika memang The Fed masih agresif menaikkan suku bunga, maka dolar masih menjadi salah satu primadona sebagai instrumen investasi," kata Reza.
Namun, Reza melanjutkan, apabila pelemahan dolar berlangsung lama maka investor bisa melirik mata uang yen. Hal itu karena lingkungan eksternal masih mengganggu sentimen investor terhadap aset berisiko. Selain itu, berlanjutnya aksi jual minyak setelah komoditas ini memasuki pasar bearish membebani pasar saham dan membuat yen semakin menguat.
Baca Juga: Pergerakan Rupiah Diperkirakan Mendatar Pada Kamis (27/10) Besok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News