Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,11% ke level Rp 15.450 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (10/3). Ini membuat rupiah melemah 0,90% dalam sepekan terakhir, mengingat pada Jumat (3/3) rupiah berada di level Rp 15.311 per dolar AS.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, pelemahan rupiah terjadi akibat pernyataan Kepala Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell tentang kemungkinan kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 50 basis points (bps) pada Maret 2023.
Bahkan, Powell juga membuka kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi lagi. Hal ini membuat volatilitas pasar secara global menjadi cukup besar.
Pernyataan Powell tersebut diikuti dengan meningkatnya cost of fund dalam jangka pendek, terlihat dari adanya inverted yield curve yang membuat surat utang tenor 2 tahun mempunyai yield yang lebih tinggi dibanding surat utang dengan tenor 10 tahun.
Baca Juga: Loyo Lagi, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.450 Per Dolar AS Hari Ini (10/3)
"Hal ini membuat kekhawatiran pasar terhadap resesi makin besar sehingga pelaku pasar melarikan dananya ke aset safe haven seperti dolar AS," tutur Fikri saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (10/3).
Fikri memperkirakan, rupiah masih akan berada dalam tren pelemahan. Pelaku pasar akan menantikan data neraca perdagangan Indonesia dan pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pekan depan. Dua hal ini bakal menentukan pergerakan rupiah dari sisi domestik.
Dari segi global, pelaku pasar akan menantikan data Index Harga Konsumen (CPI) dan data tenaga kerja AS, mulai dari initial jobless claims mingguan, tingkat pengangguran, dan non-farm payrolls (NFP).
Fikri pun memperkirakan, pergerakan rupiah pada pekan depan berada di kisaran Rp 15.370-Rp 15.570 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News