Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) ingin mengembangkan infrastruktur. Di tahun depan, induk dari ANTV ini akan membangun 5 menara dan 2 studio. Pembangunan menara dan studio merupakan bagian dari pengembangan infrastrutur MDIA.
Pembangunan infrastruktur ini antara lain menambah jumlah studio untuk menunjang peningkatan produksi in-house dan ekspansi jumlah stasiun relay analog. Kemudian, MDIA akan mempercepat pembangunan infrastruktur mux untuk platform FTA digital di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Aceh, dan Sumatera Utara. MDIA juga ingin berpartisipasi dalam proses seleksi mux di provinsi lainnya.
"Itu bagian penting dari pembangunan infrastruktur," sebut Direktur Utama MDIA, Erick Thohir, Kamis, (26/6).
Untuk pembangunan 5 menara, MDIA memerlukan Rp 50 miliar. Namun, pembangunan menara ini akan tergantung pada izin Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID). Jika tidak dapat izin, mau tak mau MDIA akan menyewa. Selain itu, MDIA pun tengah menyiapkan menaranya untuk migrasi dari televisi analog menjadi digital di tahun 2018 mendatang.
Saat ini, MDIA telah menggunakan 35 menara. Sekretaris Perusahaan MDIA David Pardede bilang bahwa jumlah itu merupakan menara yang MDIA miliki dan sewa.
Selain menara, MDIA juga berencana membuat 2 studio. Untuk studio ini, investasi yang perlu MDIA keluarkan yakni sekitar Rp 40 miliar.
Lokasi studio tersebut akan bertempat di Kuningan. Selain itu, ANTV juga ingin bersinergi dengan studio TVOne di Pulo Gadung. Dengan ini, Erick bilang bahwa MDIA bisa lebih efisien. Tak hanya studio, ada pula beberapa menara dimana ANTV dan TVOne saling berbagi.
Erick bilang bahwa saat ini MDIA menggunakan 6 studio yang terdiri dari 4 studio milik sendiri dan 2 studio sewa. Nantinya, MDIA pun menargetkan pemakaian 8 studio. Ia menyebut, strategi penambahan studio ini bisa saja dengan membuat baru atau menyewa, tergantung kecukupan kasnya.
Jika melihat rencana pembangunan 5 menara dan 2 studio tersebut, berarti MDIA perlu menggelontorkan dana sekitar Rp 90 miliar. Padahal dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), emiten Grup Bakrie ini mengalokasikan dana Rp 73,85 miliar untuk pembangunan infrastruktur.
Dari raihan laba tahun lalu senilai Rp 119 miliar, MDIA menganggarkan Rp 74 miliar untuk modal kerja. Ini adalah pembangunan infrastruktur dan pembuatan serta pembelian program. Lalu Rp 5 miliar untuk laba ditahan. Sisanya, Rp 39,2 miliar dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News