Reporter: Wuwun Nafsiah, Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) masih percaya diri menjalankan bisnis media. Induk usaha stasiun televisi ANTV ini berencana ekspansi untuk mengembangkan bisnisnya.
Untuk mendanai ekspansi, Intermedia menjual saham perdana alias initial public offering (IPO). MDIA melepas 392,155 juta saham atau 10% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Harga saham perdana MDIA dibanderol Rp 1.380 per saham, sehingga emiten ini meraup dana Rp 541,17 miliar dari IPO.
Jumlah saham yang dilepas tersebut terdiri dari 7,5% atau setara 294,11 juta saham baru. Serta, 98,03 juta saham atau 2,5% saham divestasi milik PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), induk MDIA.
Dana hasil IPO akan digunakan mengembangkan usaha dan belanja modal. Rinciannya, 30% untuk membeli lahan di Jakarta Timur atau Bekasi. Pembelian lahan nantinya dilakukan dengan pihak terafiliasi atau pihak ketiga.
Lalu, sebesar 25% hasil IPO untuk membangun kawasan studio baru. Studio ini untuk memproduksi program in-house.
Selanjutnya, 15% dana hasil IPO untuk membangun infrastruktur penyiaran di Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, serta wilayah lain yang proses tendernya dilaksanakan pemerintah.
MDIA melalui entitas anak telah mendapat lisensi lembaga penyiaran swasta untuk penyiaran multipleksing melalui sistem terestrial di Aceh dan Sumatera Utara. Saat ini, entitas anak MDIA telah menyelesaikan pembangunan di delapan wilayah layanan, dari 25 wilayah layanan.
Kemudian, sekitar 10% dari hasil IPO untuk pengadaan peralatan transmisi analog dan peralatan pendukung penyiaran lainnya. Berikutnya, 10% dana IPO untuk membayar sebagian utang terhadap PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Terakhir, 10% hasil IPO untuk biaya operasional seperti biaya gaji karyawan, sewa kantor, dan sebagainya.
Pendapatan tumbuh
Presiden Direktur MDIA, Erick Thohir mengatakan, pasca IPO, MDIA ingin memperkuat bisnis sehingga bisa menghasilkan kinerja yang positif. "Sebab sebagai perusahaan publik, MDIA dituntut bekerja keras sehingga dapat memberikan manfaat optimal bagi stakeholders dan shareholders," kata dia.
Erick juga berharap, tahun ini, pendapatan MDIA bisa tumbuh sekitar 15%. Meski masih terjadi euforia pemilu, Erick mengaku, kinerja MDIA tak bakal banyak terpengaruh penyelenggaraan pemilu.
Sampai kuartal I-2014, Intermedia mampu membukukan kenaikan pendapatan 28,08% menjadi Rp 217,6 miliar. Adapun laba bersih tumbuh 29,64% menjadi Rp 118,9 miliar.
Pendapatan MDIA paling besar berasal dari pendapatan iklan sebesar Rp 220,94 miliar, atau naik 27,03%. Sementara, potongan dan komisi penjualan menurun menjadi Rp 3,33 miliar dari Rp 4,02 miliar di kuartal I 2013.
Di tahun ini, Erick mengatakan, pihaknya akan meningkatkan produksi in-house sehingga porsinya menjadi 75% dari 68% di 2013. Selain itu, ANTV akan lebih banyak memanfaatkan momentum Piala Dunia 2014 untuk meningkatkan pangsa pasar dan pendapatan. "Pada bulan Maret 2014, TV share ANTV meningkat dari semula 6,7% (rata-rata tahun 2013) menjadi 8,7%," ujar Erick.
Karena itu, Erick mengklaim, ANTV bakal bisa menembus lima besar TV nasional terkemuka. Ia juga bilang, ANTV memiliki strategi tiga pilar yang diharapkan bisa meningkatkan kinerja.
Pertama, melalui micro targetting yang menyiarkan hiburan dan gaya hidup. Kedua, low cost high impact, yaitu dengan memproduksi mayoritas konten secara in-house dan meningkatkan kompetensi internal. Ini agar lebih efisien.
Serta ketiga, memberikan nilai tambah pemirsa melalui distribusi konten berbagai platform.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News