Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Penjualan aset tidak selalu berdampak buruk. Demikian penilaian para analis atas divestasi yang dilakukan PT Medco Energi International Tbk. Emiten dengan kode saham MEDC itu, pekan lalu, resmi melepas 51% kepemilikan saham di Medco Power Indonesia (MPI) ke Saratoga Power. Nilai transaksi tersebut mencapai US$ 112 juta.
Dalam hitungan pengelola MEDC, penjualan tersebut akan menggerus pendapatannya di tahun depan sebesar 2%. Angka itu, menurut Arief Budiman, Analis OSK Nusadana Securities, tidak signifikan bagi kinerja MEDC.
Lucas Huang, Analis DnB NOR juga menilai, penjualan Medco Power akan mempercantik neraca MEDC. Sebelum melepas Medco Power, MEDC pernah menjual seluruh saham Medco Tunisia Anaguid Limited ke OMV Production GmbH. Nilai transaksi tersebut US$ 58 juta.
Dalam catatan Huang, kombinasi penjualan sejumlah aset dan operating cash flow memungkinkan MEDC menekan rasio utang terhadap modal (DER) menjadi 53% per akhir kuartal III-2011, dari 84% per akhir 2010 lalu.
Ekspansi tahun 2012
Bahkan, Raditya Artono, analis Mandiri Sekuritas, menilai postif jurus pelepasan aset. "MEDC mendapatkan rekan kerja yang sesuai untuk mengembangkan Medco Power," kata dia. MEDC juga bisa mengalokasikan hasil penjualan untuk berbagai rencana ekspansinya.
Agenda ekspansi MEDC yang sudah pasti seperti menggarap lapangan minyak A,D, dan F di area 47, Libia. Blok tersebut telah mendapat status komersial dari pemerintah baru Libia.
Perusahaan yang dikendalikan keluarga Panigoro itu, menyiapkan dana US$ 1,17 miliar untuk tahun 2012. Sebanyak US$ 818 juta untuk berbagai biaya operasional serta US$ 356 juta untuk belanja modal.
MEDC menargetkan cadangan migas mencapai 100 million barrels of oil equivalent (mmboe). Target produksi MEDC untuk 2012 adalah 57.000 mmboe per hari.
MEDC akan mengebor di 20 titik sumur produksi dan sembilan sumur eksplorasi. MEDC yang memiliki 30 sumur minyak di Oman itu, juga mendapat tambahan produksi sebesar 400 barel per hari dari Lapangan Sembakung, Kalimantan Timur.
Mulai tahun depan, MEDC juga berniat melebarkan sayap ke industri batubara. MEDC berharap tambangnya di Nunukan, Kalimantan Timur, bisa memproduksi 8.500 metrik ton per bulan sejak Februari. Target produksi Nunukan dinaikkan menjadi dan 45.000 metrik ton per bulan, mulai Juni 2012.
Kendati melepas Medco Power, MEDC tak meninggalkan bisnis listrik. MEDC sudah bersiap melakukan investasi senilai US$ 1,2 miliar untuk Pembangkit Listrik tenaga Panas Bumi Sarulla.
Berbagai agenda ekspansi itu menjadi alasan Raditya memberi rekomendasi beli untuk MEDC dengan target harga Rp 3.050 per saham. Target ini mencerminkan price to earning ratio (PER) 2011-2012 sebesar 21,3 kali dan 14,7 kali.
Arief dan Huang juga memberi rekomendasi beli dengan target harga masing-masing Rp 3.200 per saham serta Rp 2.920 per saham. Harga MEDC, Selasa (20/12), melemah 1,01% menjadi Rp 2.450 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News