Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Modernland Realty Tbk (MDLN) berencana mengakuisisi lahan baru seluas 1.000 hektare. Emiten properti itu bermaksud menggunakan lahan tersebut untuk memperluas bisnis kawasan industrinya, yang berlokasi di Cikande, Serang.
Freddy Chan, Direktur Keuangan MDLN, menjelaskan, akuisisi lahan akan dilakukan secara bertahap selama lima hingga tujuh tahun ke depan. "Kami ingin mengembangkan kawasan industri, jadi harus akuisisi lahan di sekitarnya secara bertahap," ujarnya, Rabu (13/6).
Manajemen MDLN masih enggan mengungkapkan total dana yang dibutuhkan untuk mengakuisisi lahan baru di Cikande. MDLN baru sebatas menyiapkan opsi pendanaan untuk merealisasikan rencana akuisisi tersebut.
Pertama, menggunakan dana kas internal. Per akhir Desember 2011, posisi kas internal MDLN tercatat Rp 94,03 miliar. Kedua, menjajaki penjaringan dana dari penerbitan obligasi. Berapa nilai emisi yang direncanakan, MDLN belum mau merilis. Sedangkan opsi kredit perbankan akan ditempuh bilamana kelak diperlukan.
Kawasan industri adalah bisnis baru bagi MDLN. Akhir tahun 2011, emiten ini mengakuisisi lahan Cikande seluas 400 ha. MDLN mengakuisisi dari dua pengembang kawasan industri, yakni PT Prima Inti Semesta serta PT The New Asia Industrial Estate.
Nilai akuisisi yang digelontorkan untuk Cikande mencapai Rp 249 miliar. Perinciannya, nilai akuisisi Prima Inti Rp 122 miliar dan New Asia sebesar Rp 127 miliar.
Biaya akuisisi ditutup dari sebagian hasil penerbitan saham baru alias rights issue. Akhir tahun lalu, MDLN mengantongi Rp 802,42 miliar dari aksi korporasi itu.
Dana hasil rights issue juga dimanfaatkan untuk mengakuisisi lahan 40 ha, yang nilainya Rp 160 miliar. MDLN berniat membangun gudang di lahan itu dengan anggaran investasi senilai Rp 230 miliar. "Kami akan bangun gudang secara bertahap mulai akhir tahun ini," kata Freddy.
Selain itu, dana hasil penerbitan saham baru juga dimanfaatkan oleh MDLN untuk membeli Hotel Novotel di kawasan Gajah Mada, Jakarta Pusat, dari PT Bumi Perkasa Permai. Nilai akuisisinya mencapai Rp 130 miliar.
MDLN juga menyiapkan dana Rp 200 miliar untuk mengembangkan Novotel beserta area komersial di sekitarnya. "Jumlah kamarnya akan tetap 260 kamar, tapi ada renovasi dan pengembangan saja," ujar Freddy.
Putusan MDLN mengakuisisi Novotel adalah bagian dari strategi perseroan meningkatkan kontribusi pendapatan berkelanjutan (recurring income) menjadi 20% dalam tiga tahun mendatang.
Kontribusi recuring income saat ini baru 6%-10% dari pendapatan MDLN. Penyumbang pendapatan terbesar masih berasal dari penjualan kawasan Kota Modern, Tangerang.
Dengan rencana ekspansi itu, MDLN optimistis pertumbuhan pendapatan bisa terkerek 98% menjadi Rp 1 triliun tahun ini. Adapun laba bersih tahun ini ditargetkan mencapai Rp 200 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News