Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas volume penjualan komoditas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalami penurunan sepanjang 2020. Berdasarkan laporan resminya, sejumlah komoditas seperti emas, perak, hingga feronikel mengalami penurunan secara volume.
Feronikel misalnya, ANTM menjual 26.163 ton nikel dalam feronikel (TNi) sepanjang 2020, yang menurun tipis 0,18% dari tahun sebelumnya yang sebesar 26.212 TNi.
Namun, ANTM mencatatkan volume unaudited feronikel sebesar 25.970 TNi yang merupakan capaian produksi tertinggi sepanjang sejarah Perseroan. Realisasi ini naik 0,9% dari capaian produksi feronikel tahun sebelumnya sebesar 25.713 TNi.
Baca Juga: IHSG melonjak 3,50% ke 6.067 pada akhir perdagangan Senin (1/2), asing catat net sell
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Maryoki Pajri Alhusnah menilai, ada sejumlah penjualan komoditas ANTM yang berada di atas ekspektasi NH Korindo Sekuritas, seperti misalnya feronikel (FeNi) yang 17% di atas ekspektasi.
Namun, realisasi penjualan sejumlah produk masih berada di bawah ekspektasi yang dipasang NH Korindo Sekuritas, seperti komoditas perak yang masih 16% di bawah ekspektasi. Sebagai gambaran, ANTM menjual 14.589 Kg perak atau menurun 27,90% dari tahun 2019 yang mencapai 20.235 Kg.
“Namun jika melihat secara full year, mayoritas volume penjualan dari produk-produk ANTM ini menurun, dengan membandingkan kinerja 2020 dengan 2019,” terang Maryoki kepada Kontan.co.id, Senin (1/2).
Baca Juga: IHSG melonjak 3,50% ke 6.067 pada Senin (1/2), asing lepas BMRI, BBCA, ASII
Untuk tahun ini, NH Korindo Sekuritas melihat bahwa produksi dan volume penjualan ANTM akan mulai tumbuh, meskipun memang belum signifikan. Hal ini mengingat dari sisi produksi sendiri, saat ini sedang terjadi fenomena La Nina atau cuaca ekstrem lainnya, yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Hal ini disinyalir dapat mengganggu proses produksi. “Namun secara jangka panjang, produksi dan volume penjualan akan meningkat walaupun tidak terlalu signifikan,” sambung dia.
Diantara banyaknya komoditas jualan ANTM, Maryoki menilai komoditas yang akan mempengaruhi kinerja ANTM adalah emas dan nikel. Emas merupakan kontributor utama bagi pendapatan ANTM.
Di sisi lain, saham ANTM lebih sensitif terhadap pemberitaan atau katalis yang berkaitan dengan nikel. Sehingga, dua komoditas tersebut yang akan menjadi katalis bagi ANTM.
Baca Juga: IHSG menguat 1,50% ke 5.950 pada Senin (1/2) siang, jual bersih asing Rp 246 miliar
Namun, dengan adanya pemulihan ekonomi dan jika vaksinasi berjalan dengan lancar, maka akan menjadi tekanan untuk harga emas ke depannya. Tahun ini, harga emas diproyeksi tetap berada di kisaran US$ 1.800 per ounce.
Maryoki merekomendasikan sell untuk ANTM dengan target harga Rp Rp 1.480 karena saham ANTM dinilai sudah jauh di atas harga wajarnya.
Pada perdagangan hari ini, harga saham ANTM melesat 17,12% ke level Rp 2.600, setelah terkoreksi tujuh hari beruntun sejak Kamis (21/1). Adapun saham ANTM diperdagangkan dengan price to earning (PE) ratio sebesar 56,07 kali.
Selanjutnya: Growth value investing, strategi ampuh ketika pasar runtuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News