kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Mayoritas Saham Emiten Batubara Menghijau di Awal Perdagangan, Ini Rekomendasi Analis


Kamis, 27 April 2023 / 04:55 WIB
Mayoritas Saham Emiten Batubara Menghijau di Awal Perdagangan, Ini Rekomendasi Analis


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Harga batubara masih cukup untuk melanjutkan penguatan. Hal itu terlihat mayoritas saham batubara masih bertengger kuat di zona hijau pada perdagangan Rabu (26/4).

Dari 20 perusahaan batubara, sebanyak 13 perusahaan tercatat penguatan harga, dua perusahaan stagnan, dan lima perusahaan mengalami penurunan harga.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, penguatan yang terjadi sesaat pada harga batubara ini mengapresiasi harga saham perusahaan batubara. Selain itu juga karena harga batubara sudah tidak berada dalam fase downtrend.

Baca Juga: Cenderung Turun, Simak Prediksi Harga Batubara dan CPO pada Tahun Ini

"Sehingga, lebih cenderung minor sideways dalam rangka konsolidasi baik itu ICE Newcastle Coal maupun ICE Rotterdam Coal," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (26/4).

Sebagai informasi, Rabu (26/4) pada pukul 18.58 WIB harga batubara kontrak September 2023 berada di level US$ 201,50 per ton. Padahal, hari sebelumnya harganya mulai menguat kembali berada di level US$ 203,75 per ton setelah tiga hari beruntun melemah.

 

Analis Pilarmas Investindo Desy Israhyanti menambahkan, pergerakan saham para emiten batu bara juga potensi kenaikan permintaan ekspor batubara dalam negeri seiring dengan cuaca ekstrim di sejumlah wilayah. Juga ditambah ada gangguan pengiriman batu bara dari Australia yang merupakan eksportir terbesar kedua.

Dari domestik, kedua analis melihat rencana aturan DMO dengan skema MIP dari pemerintah memberikan sinyal positif bagi emiten batu bara. Desy menjelaskan, untuk skema Mitra Instansi Pengelola (MIP) pada intinya sama saja dengan skema BLU karena tetap ada iuran kompensasi dengan adanya gap harga acuan dengan tarif DMO.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emiten Big Cap Jagoan Analis Berikut Ini

"Kami lihat aturan tersebut cenderung positif bagi yang memiliki market share domestik cukup besar," katanya.

Dari sejumlah emiten batubara, Desy menjagokan ADRO dengan target harga Rp 3.600. Hal ini merujuk fundamentalnya yang cukup solid, porsi ekspor cukup besar dan memiliki captive market baik untuk energi batu bara dan segmen tenaga listriknya dengan kontrak jangka panjang.

Sementara Nafan merekomendasikan ADRO dan ITMG karena melihat dari PER yang menarik. ADRO memiliki PER 2,51 kali dan ITMG di 1,98 kali. Adapun target harga ADRO di level Rp 3.260 dan ITMG di Rp 36.600.

Baca Juga: Kinerja Astra International (ASII) Moncer di Kuartal I-2023, Begini Prospek Sahamnya

Berikut harga terakhir dan pertumbuhan emiten batubara per Rabu (26/4):

1. DOID: Rp 336 (6,33%)

2. ADRO: Rp 3.100 (3,33%)

3. ADMR: Rp 1.100 (0%)

4. SMMT: Rp 715 (3,62%)

5. ABMM: Rp Rp 3.390 (3,04%)

6. BUMI: Rp 122 (0%)

7. MBAP: Rp 6.650 (3,10%)

8. MCOL: Rp 7.025 (2,18%)

9. BYAN: Rp 21.350 (2,64%)

10. BSSR: Rp 4.060 (0,74%)

11. PTBA: Rp 4.140 (2,48%)

12. UNTR: Rp 31.400 (1,05%)

13. TOBA: Rp 462 (1,32%)

14. ITMG: Rp 33.875 (0,52%)

15. HRUM: Rp 1.540 (1,99%)

16. ARII: Rp 199 (-2,45%)

17. IATA: Rp 72 (-2,70%)

18. FIRE: Rp 82 (-2,38%)

19. BOSS: Rp 57 (-1,72%)

20. INDY: Rp 2.610 (-6,79%)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×