kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.462.000   9.000   0,37%
  • USD/IDR 16.663   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.660   40,02   0,46%
  • KOMPAS100 1.192   10,20   0,86%
  • LQ45 848   1,27   0,15%
  • ISSI 313   2,80   0,90%
  • IDX30 434   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 501   -0,35   -0,07%
  • IDX80 134   1,11   0,84%
  • IDXV30 138   1,59   1,16%
  • IDXQ30 138   -0,09   -0,07%

Mayoritas Harga Saham IPO 2025 Menjulang, Begini Prospek IPO pada 2026


Kamis, 11 Desember 2025 / 20:01 WIB
Mayoritas Harga Saham IPO 2025 Menjulang, Begini Prospek IPO pada 2026
ILUSTRASI. Suasana pencatatan perdana saham sejumlah emiten baru di Bursa Efek Indonesia. Mayoritas saham-saham dari emiten pendatang baru yang Initial Public Offering (IPO) 2025 mengalami lonjakan harga yang signifikan.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

Peluang IPO 2026

Harry yakin, tren IPO pada 2026 kemungkinan akan lebih semarak dengan jumlah emiten baru yang lebih banyak.

Faktor pendorong utamanya berasal dari sentimen pasar yang positif, kemajuan pasar modal dalam negeri, dan adanya sektor-sektor baru yang menarik minat investor seperti teknologi dan energi terbarukan.

“Kemungkinan peningkatan minat terhadap IPO akan didorong oleh tren diversifikasi sektor dan dukungan kebijakan pemerintah,” imbuh dia, Rabu (10/12).

Selain itu, kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan meningkatkan porsi free float pada 2026 berpotensi mempengaruhi tren IPO.

Harry menilai, peningkatan free float akan menambah likuiditas pasar lantaran bakal lebih banyak saham yang tersedia untuk diperdagangkan. Pada akhirnya, hal itu akan menarik investor institutsi dan asing.

“Namun, kebijakan ini bisa memperlambat lonjakan harga saham IPO pada awal perdagangan, karena lebih banyak saham yang beredar di pasar,” ungkap dia.

Harry juga menyoroti aturan terbaru OJK terkait alokasi penjatahan efek dalam IPO, yang mana sekarang investor ritel mendapatkan porsi alokasi penjatahan yang setara dengan investor non-ritel dengan rasio 1:1.

Baca Juga: Mandiri Sekuritas Bawa IPO Jumbo di 2026, Lebih Besar Dari Lighthouse Company!

Abida juga menyebut, prospek IPO pada 2026 bakal lebih ramai. Hal ini didukung oleh fondasi makro domestik yang solid dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sekitar 5,3% dan ekspektasi penurunan suku bunga acuan yang meningkatkan likuiditas pasar.

Ditambah lagi, BEI juga menargetkan lebih banyak lighthouse company, emiten dengan skala besar, hingga perusahaan konglomerat untuk melantai di bursa.

“Masuknya calon emiten jumbo ini berpotensi memperdalam pasar modal dan meningkatkan kualitas profil IPO pada 2026,” jelas dia.

Setali tiga uang, Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan memperkirakan akan ada peningkatan jumlah emiten baru yang IPO di BEI, termasuk dari kategori lighthouse company.

Hal ini didukung oleh stabilisasi makro pasca penurunan suku bunga acuan global dan domestik, sehingga akan menciptakan lingkungan pendanaan lebih kondusif yang pada akhirnya akan mendorong minat perusahaan untuk IPO.

Baca Juga: Penawaran Umum Dibuka Hari Ini (10/12), Siap-Siap Berebut IPO Saham SUPA

Di samping itu, saat ini pemerintah mendorong percepatan pembangunan dan industrialisasi, termasuk hilirisasi mineral, digitalisasi, dan infrastruktur.

Faktor tersebut akan menciptakan pipeline calon emiten IPO dari sektor-sektor yang memiliki narasi kuat atau sejalan dengan agenda pemerintah.

“Lighthouse companies dengan jaringan bisnis luas berpotensi muncul karena valuasi pasar publik semakin menarik dibandingkan pendanaan privat,” tandas dia, Kamis (11/12).

Selanjutnya: 18 Makanan yang Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah Tinggi

Menarik Dibaca: 18 Makanan yang Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah Tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×