Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menambahkan, rilis laporan keuangan tentu dapat memicu volatilitas harga saham emiten LQ45 dalam jangka pendek, terutama bagi emiten yang mencatat kinerja negatif.
Namun, pengaruh hasil kinerja keuangan ini terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak bisa dilihat dari satu sisi saja.
“Beberapa emiten besar seperti ANTM, BRIS, BBCA, dan JSMR justru mencatatkan pertumbuhan laba dan menjadi penyeimbang di tengah tekanan kinerja dari emiten lainnya,” tutur dia, Jumat (2/5).
Baca Juga: Laba AKR Corporindo (AKRA) Susut 5% pada Kuartal I-2025, Cek Rekomendasi Analis
Ditambah lagi, valuasi IHSG secara keseluruhan kini berada di level yang relatif murah, yang mana Price to Earning Ratio (PER) IHSG sudah menyentuh kisaran saat pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, Ekky menganggap tekanan akibat laporan kuartal I-2025 emiten LQ45 relatif bersifat jangka pendek dan terbatas.
Untuk kuartal-kuartal berikutnya, lanjut Ekky, kinerja emiten LQ45 sangat tergantung pada kondisi makroekonomi domestik dan global.
Jika daya beli masyarakat membaik, pertumbuhan ekonomi nasional kembali solid, serta ketegangan geopolitik seperti perang dagang mulai mereda, maka peluang pertumbuhan kinerja keuangan emiten LQ45 pada kuartal kedua dan seterusnya akan lebih terbuka.
“Dalam kondisi pasar yang masih penuh ketidakpastian seperti saat ini, kami menyarankan investor untuk bersikap lebih reaktif dan responsif terhadap perkembangan sentimen makro,” imbuh dia.
Baca Juga: Sektor Properti Tersengat Sentimen Positif Penurunan BI Rate, Cek Rekomendasi Analis
Ekyy menyebut ada beberapa emiten LQ45 yang baru menunjukkan momentum dan layak dicermati oleh investor.
Di antaranya adalah AMRT yang memperlihatkan rebound yang cukup kuat dengan target harga jangka pendek di level Rp 2.700 per saham, lalu CTRA yang harga sahamnya berpeluang bergerak ke level Rp 1.100 per saham dengan didukung oleh sektor properti yang mulai bergerak, serta CPIN yang mulai terlihat pulih dengan tren rebound dengan target harga terdekat di level Rp 5.000 per saham.
Sementara itu, Audi berpandangan peluang perbaikan kinerja emiten LQ45 hingga akhir 2025 masih akan bergantung oleh beberapa sentimen seperti relaksasi kebijakan suku bunga acuan, penguatan kurs rupiah, stabilitas harga komoditas, dan perkembangan tensi perang dagang AS-China.
Dia pun merekomendasikan beli beberapa saham, seperti BBCA dengan target harga Rp 9.250 per saham, TLKM dengan target harga Rp 2.830 per saham, BMRI dengan target harga Rp 5.400 per saham, serta ICBP dengan target harga Rp 14.900 per saham.
Baca Juga: Cermati Prospek dan Rekomendasi ICBP dan INDF Pasca Rilis Kinerja Kuartal I-2025
Praska menyebut, peluang penurunan suku bunga acuan oleh BI membuat emiten LQ45 di sektor perbankan memiliki peluang perbaikan kinerja.
Selain itu, komoditas logam mulia juga memiliki prospek menjanjikan di tengah ketidakpastian ekonomi terkini. Alhasil, ia menyarankan investor untuk mencermati saham ANTM, MDKA, BMRI, BBCA, BBNI, dan BBRI.
Selanjutnya: Akhirnya! Kick-Off Final Piala FA Ditetapkan Usai Kekhawatiran dari Kepolisian
Menarik Dibaca: 10 Jus Buah untuk Penderita Asam Lambung yang Aman Dikonsumsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News