kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mayoritas Belum Mencerminkan Harga Wajar, Saham-saham Baru Perlu Dicermati


Minggu, 12 Juni 2022 / 19:34 WIB
Mayoritas Belum Mencerminkan Harga Wajar, Saham-saham Baru Perlu Dicermati
ILUSTRASI. Investor mengamati pergerakan saham di Jakarta, Senin (29/11). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/11/2021.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah kedatangan 20 penghuni baru sepanjang tahun 2022. Saham-saham baru itu membukukan pergerakan harga yang beragam sejak melantai di bursa hingga penutupan perdagangan kemarin Jumat (10/6).

Menurut catatan Kontan.co.id, sebanyak 13 saham membukukan peningkatan harga dan 7 saham lainnya mencatatkan penurunan. 

Kenaikan harga paling tinggi dibukukan oleh PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) yang terkerek drastis ribuan persen, tepatnya 2.180% ke harga Rp 2.280 per saham. Asal tahu saja, ADMR dilepas di harga Rp 100 per saham saat Initial Public Offering (IPO). 

Selain ADMR, saham-saham baru lain yang naik signifikan ada PT Wir Asia Tbk (WIRG) yang naik 340,48%, PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) yang naik 272%, PT Net Visi Media Tbk (NETV) yang naik 101,02%, dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) yang naik 98,33%. 

Baca Juga: Mengukur Prospek Emiten Ritel di Tengah Kenaikan Keyakinan Konsumen dan Harga Barang

Di sisi lain, terdapat beberapa saham baru yang melorot cukup dalam. Bahkan, penurunannya mencapai harga paling bawah atau mentok di Rp 50 per saham, seperti PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk (BAUT) dan PT Nusatama Berkah Tbk (NTBK). Kedua saham itu masing-masing tertekan 50% menjadi Rp 50 per saham dari harga IPO yang berada di Rp 100 per saham.

Penurunan cukup dalam juga dialami oleh PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) yang menurun 48%, PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO) yang menurun 37,83%, dan PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) yang menurun 30,08%. 

Analis Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora, mengomentari, saham-saham yang baru listing di bursa belum bisa diprediksi karena pergerakannya lebih dipengaruhi oleh sentimen pasar. 

"Pergerakan harga mendekati harga wajar bisa dilihat minimal satu tahun setelahnya," jelas Andhika kepada Kontan.co.id, Minggu (12/6). 

Selain sentimen pasar, prospek bisnis ke depan juga cukup berpengaruh ke pergerakan sahamnya. Kendati belum bisa diprediksi pergerakannya, Andhika melihat, sejauh ini saham ADMR dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang cukup mencerminkan harga wajarnya. Asal tahu saja, keduanya ditutup di harga Rp 2.280 per saham untuk ADMR dan Rp 386 per saham untuk GOTO. 

Baca Juga: IHSG Rawan Koreksi, Simak Saham Rekomendasi Analis pada Perdagangan Senin (13/6)

Senada, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya, berpendapat, saham-saham baru masih dalam tahap perkembangan. Dus, pasar masih dalam tahap penyesuaian terhadap nilai wajar perusahaan. 

Sepengamatannya, ada banyak faktor yang menimbulkan volitalitas harga pada saham-saham baru.  Apabila pasar sangat euforia dan optimistis pada emiten yang baru IPO, maka kenaikan harga sahamnya akan signifikan. Berlaku pula sebaliknya. 

Di sisi lain, Cheryl melihat pelaku pasar masih memerlukan waktu untuk melihat perkembangan bisnisnya, mengingat emiten-emiten itu masih baru di bursa. Oleh karena itu, sentimen cenderung lebih bisa merubah pergerakan harga saham secara singkat. 

 

Mempertimbangkan faktor-faktor tadi, Cheryl menyarankan investor untuk terus mencermati prospek bisnis, kondisi keuangan, risiko bisnis suatu perusahaan sebelum memutuskan investasi saham IPO. Selain itu, ia mengingatkan agar investor jangan berambisi mendapatkan keuntungan besar dalam sekejap dari saham-saham ini. 

Tidak jauh berbeda, Andhika beranggapan, beragamnya pergerakan saham-saham baru di bursa itu dipengaruhi oleh menarik tidaknya bisnis emiten di mata investor. Selain itu, investor juga mencermati fundamental perusahaan untuk jangka panjang. Begitu pula dengan penggunaan dana hasil IPO dan sentimen pasar terhadap saham yang baru listing. 

Dus, terhadap saham-saham yang baru melantai di bursa, investor diminta untuk mencermati prospektusnya, termasuk mencermati penggunaan dana hasil IPO. Misalnya, dana digunakan untuk ekspansi usaha yang berpotensi meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini dipandang baik karena investor berpeluang mengantongi dividen dan capital gain dengan adanya kinerja perusahaan yang baik. 

Selain itu, investor juga disarankan mencermati fundamental perusahaan. Fundamental yang baik atau buruk akan berpengaruh terhadap  pergerakan harga sahamnya. 

Terhadap saham-saham baru yang melantai di bursa sejauh ini, beberapa yang bisa dicermati investor ada ADMR yang disarankan Sell On Strength di 2.200-2.300 dan GOTO dengan Sell On Strength di 370-380. Sementara itu, WIRG disarankan Buy On Weakness dengan Support 725 dan target penguatan 870, NETV disarankan Buy On Weakness dengan Support 346 dan target penguatan 426 . 

Adapun Cheryl cenderung merekomendasikan buy STAA dan PT Murni Sadar Tbk (MTMH). Sepengamatannya, sektor kedua saham itu masih prospektif yaitu sektor konsumen primer dan sektor kesehatan. 

"Adanya gangguan supply menguntungkan sektor CPO. Selain itu sektor kesehatan juga prospektif karena saat kasus Covid-19 masyarakat kembali berobat dan kesadaran masyarakat akan kesehatan meningkat," tutup dia, Minggu (12/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×