kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mayora Indah (MYOR) Masih Mempertimbangkan Potensi Kenaikan Harga


Kamis, 07 April 2022 / 08:00 WIB
Mayora Indah (MYOR) Masih Mempertimbangkan Potensi Kenaikan Harga


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) masih mempelajari dampak kenaikan harga bahan baku gandum yang bisa berimbas pada kenaikan harga jual. Kenaikan harga bahan baku, khususnya gandum disebabkan oleh konflik Rusia dan Ukraina. 

"Kami masih mempelajari dan melihat apakah konflik ini akan berkepanjangan dan apakah perlu bagi Mayora untuk melakukan penyesuaian harga jual atau tidak," kata Sekretaris Perusahaan Mayora Indah Yuni Gunawan kepada Kontan.co.id, Rabu (6/4).

MYOR mencatat kenaikan penjualan di seluruh segmen pasar di tahun lalu. Penjualan pasar domestik yang naik dari Rp 14,38 triliun menjadi Rp 16,05 triliun. Penjualan ekspor meningkat dari Rp 10,11 triliun menjadi Rp 11,88 triliun. Kenaikan penjualan bersih Mayora mencapai 14% secara tahunan menjadi Rp 27,90 triliun pada 2021, dari Rp 24,47 triliun pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: Simak Jurus Mayora Indah (MYOR) Hadapi Ramadhan dan Lebaran di Tahun Ini

Berdasarkan jenis produk penjualan, minuman olahan kemasan naik dari Rp 11,47 triliun menjadi Rp 13,06 triliun pada 2021. Sementara itu, penjualan makanan olahan dalam kemasan naik dari Rp 13,93 triliun menjadi Rp 15,93 triliun.

Namun demikian, MYOR mencatat penurunan laba bersih sebesar 42,41% dari Rp 2,06 triliun pada 2020 menjadi Rp 1,18 triliun sepanjang 2021.

"Kami optimistis dengan kondisi ekonomi di tahun 2022. karena pada tahun ini Covid-19 cenderung sudah cukup terkendali, serta aktivitas ekonomi dan masyarakat sudah bisa dikatakan kembali normal. karena itu kami yakin bahwa secara penjualan kami dapat membukukan peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan tahun 2021," tutup Yuni.

Baca Juga: Emiten Ritel dan Konsumer Mulai Antisipasi Efek Penerapan PPN 11%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×