Reporter: Wahyu Tri Rahmawati, Hari Widowati | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menjelang akhir tahun lalu, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menutup kegiatan operasional anak usahanya, PT Sinar Pangan Timur. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS) Sinar Pangan pada 22 Desember 2009 memutuskan untuk menghentikan seluruh kegiatan usaha hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Anak usaha yang dimiliki sepenuhnya oleh Mayora ini terpaksa ditutup karena hasil produksi Sinar Pangan Timur yang berlokasi di Surabaya ini tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan dan laba usaha MYOR.
"Hasil produksi utama dan satu-satunya dari Sinar Pangan Timur, yaitu biskuit, dapat dipenuhi oleh kegiatan produksi di Tangerang," kata Hermawan Lesmana, Direktur Mayora, dalam surat keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin. Dia bilang, pabrik di Tangerang dilengkapi dengan mesin-mesin baru yang dibeli dari dana hasil penjualan Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008.
Ia menambahkan, penutupan Sinar Pangan Timur tidak akan mengganggu target penjualan dan laba usaha MYOR. Bahkan, konsolidasi ini memuat MYOR lebih efisien.
Selain menutup operasi Sinar Pangan Timur, pemegang saham juga menyetujui penjualan mesin-mesin dan aktiva lain yang dimiliki perusahaan itu atau menyewakan gedung kantor, gudang, dan aset miliknya. Per September 2009, Sinar Pangan Timur memiliki total aset sebesar Rp 95,38 miliar.
Persaingan di bisnis makanan ringan memang semakin sengit. Ongkie Tedja Wardhana, Managing Director Mayora, akhir tahun lalu, menargetkan penjualan Mayora hingga akhir 2009 bakal mencapai Rp 4,5 triliun. Artinya naik 15% dari pendapatan 2008 sebesar Rp 3,9 triliun. Adapun target laba bersihnya naik 21% menjadi Rp 250 miliar. Mayora memiliki beberapa produk makanan ringan yang menjadi favorit konsumen, misalnya Roma, Better, Danisa, dan Beng Beng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News