kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Matahari meraih utang Rp 1,22 triliun


Selasa, 03 Juli 2012 / 08:05 WIB
Matahari meraih utang Rp 1,22 triliun
ILUSTRASI. Masih belum klaim? Inilah redeem code Genshin Impact 1.6 terbaru Juni 2021


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Ruisa Khoiriyah

JAKARTA. PT Matahari Department Store Tbk meraih pinjaman baru senilai Rp 1,22 triliun. Fasilitas utang itu diperoleh Matahari dari PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Standard Chartered Bank Indonesia, dan PT Bank International Indonesia Tbk.

CIMB Niaga dan Standard Chartered bertindak selaku arranger kredit. Penandatanganan amandement and restatement agreement (ARA) untuk pengucuran kredit itu dilangsungkan akhir pekan lalu.

Miranti Hadisusilo, Direktur dan Sekretaris Perusahaan, menjelaskan, penandatanganan amendment and restatement agreement (ARA) untuk pinjaman tersebut telah berlangsung pada akhir pekan lalu.

Fasilitas kredit itu merupakan perubahan dan penyertaan kembali atas perjanjian fasilitas sebesar Rp 3,5 triliun pada 5 Maret 2010 lalu.

Perseroan akan memanfaatkan kredit perbankan itu untuk refinancing pinjaman dari Matahari Pacific sekaligus membayar biaya penandatanganan ARA.

Miranti menuturkan, untuk perjanjian tersebut, perusahaan menjaminkan aset kepada kreditur. "Karena ada aset perusahaan yang dijaminkan, maka perusahaan harus meminta persetujuan Rapat umum Pemegang Saham (RUPS)," kata dia, Senin (2/7).

Matahari akan menggelar RUPS pada 3 Agustus 2012 mendatang.

Di tahun ini, Matahari menganggarkan belanja modal senilai Rp 400 miliar. Sebesar 75% dari anggaran belanja modal akan digunakan untuk ongkos pembukaan 12 gerai atau toko baru dan renovasi toko-toko lama.

Adapun sebesar 25% belanja modal akan dimanfaatkan untuk kegiatan pemeliharaan harian toko. Richard Gibson, Direktur Keuangan Matahari, menambahkan, perseroan akan memenuhi kebutuhan belanja modal dengan dana internal perusahaan.

Tidak ada dividen

Matahari membukukan laba bersih tahun 2011 lalu sebesar Rp 465,6 miliar. Pengelola Matahari mengalokasi laba bersih di tahun lalu sebagai dana cadangan dan saldo laba perseroan. Pembagiannya, sebesar 1% atau sekitar Rp 4,7 miliar untuk dana cadangan. Sisanya sebesar Rp 460,9 miliar akan digunakan untuk saldo laba. Maka itu, tahun ini, Matahari tidak membagikan dividen.

"Karena jumlah toko baru yang dibuka tahun ini lebih banyak, dibandingkan di tahun lalu, kami membutuhkan lebih banyak modal hingga tidak ada pembagian dividen," tutur dia.

Akhir kuartal I-2012, Matahari membukukan penjualan Rp 1,033 triliun, naik 17,2% dibandingkan tahun lalu. Namun, capaian laba bersih Matahari turun 62% menjadi Rp 44,96 miliar. Tahun ini, Matahari menargetkan penjualan di atas Rp 10 triliun.

Kiswoyo A. Joe, analis Askap Futures, menilai, fasilitas pinjaman yang berhasil diperoleh oleh Matahari itu bisa mengurangi beban utang LPPF. "Asal pinjamannya tidak terlalu cepat saja. Jika pinjaman yang ini belum terbayar, lalu sudah pinjam lagi, beban utang bertambah," kata dia.

Per akhir kuartal I-2012, posisi kewajiban alias liabilites Matahari mencapai Rp 4,45 triliun, atau naik 21,74% dari posisi per akhir kuartal I-2011. Kiswoyo memperkirakan, laba bersih dan penjualan Matahari tahun ini naik berkisar 5%-10%. "Kinerja Matahari cenderung stabil karena menyasar pasar menengah ke bawah," tutur dia.

Harga saham emiten berkode LPPF itu, diperkirakan juga akan stabil. Di Bursa Efek Indonesia, saham LPPF terbilang jarang diperdagangkan. Harga terakhir LPPF terhenti di posisi Rp 2.500 per saham. Itu merupakan harga penutupan perdagangan LPPF pada 20 Mei 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×