kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.169   31,00   0,19%
  • IDX 7.055   71,46   1,02%
  • KOMPAS100 1.056   15,44   1,48%
  • LQ45 830   13,30   1,63%
  • ISSI 213   1,17   0,55%
  • IDX30 424   7,51   1,80%
  • IDXHIDIV20 510   8,12   1,62%
  • IDX80 120   1,73   1,46%
  • IDXV30 125   0,86   0,70%
  • IDXQ30 141   2,17   1,56%

Mata Uang Euro Jatuh Usai Pemilihan Legislatif Dipercepat


Senin, 10 Juni 2024 / 10:18 WIB
Mata Uang Euro Jatuh Usai Pemilihan Legislatif Dipercepat
ILUSTRASI. U.S. Dollar and Euro banknotes are seen in this illustration taken July 17, 2022. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang Euro (EUR) jatuh usai Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan pemilihan legislatif yang dipercepat pada akhir bulan ini. Hal tersebut dilakukan usai kalah dalam pemungutan suara Uni Eropa oleh kelompok sayap kanan.

Euro sempat jatuh ke 1,0764 pada Senin (10/6) dini hari yang merupakan level terendah di bulan ini. Meski pada pukul 09.19 WIB kembali naik ke 1,07737.

Partai Reli Nasional (RN) meraih keuntungan terbesar dalam pemilihan Parlemen Eropa dalam pemungutan suara pada hari Minggu.

Baca Juga: GLOBAL MARKETS - Asia shares stumble; political uncertainty grips euro

Hal itu mendorong Macron untuk mengambil pertaruhan yang berisiko untuk mencoba membangun kembali otoritasnya.

“Prospek kemenangan sayap kanan dalam pemilihan umum di Prancis mungkin akan membuat euro berada di bawah tekanan dalam waktu dekat,” kata Kepala Ekonom Bank of Singapore Mansoor Mohi-Uddin.

Namun begitu, sambung Mansoor, nilai tukar masih lebih dipengaruhi oleh data inflasi AS minggu ini dan pertemuan FOMC.

Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga minggu lalu dalam sebuah langkah yang sudah diperkirakan sebelumnya. Namun hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai prospek kebijakan moneter karena inflasi masih di atas target.

Baca Juga: Rupiah Sentuh Rekor Pelemahan Terdalam ke Rp16.290 Per Dolar AS pada Senin (10/6)

Indeks dolar berada di level 105,09, tertinggi sejak 30 Mei, setelah naik 0,8% pada hari Jumat menyusul data yang menunjukkan bahwa ekonomi terbesar di dunia ini menciptakan lebih banyak lapangan kerja daripada yang diperkirakan pada bulan Mei.

Nonfarm payrolls AS bertambah 272.000 pekerjaan bulan lalu. Sementara konsensus memperkirakan pertambahan sebesar 185.000.

Kepala Pasar Modal Global Untuk Amerika Utara di Validus Risk Management, Ryan Brandham mengatakan baru-baru ini data pasar tenaga kerja AS telah menunjukkan beberapa tanda pelemahan. Ini mendukung diskusi tentang penurunan suku bunga pada paruh kedua tahun 2024.

Hanya saja, hasil yang terjadi mengurangi ekspektasi waktu pemangkasan suku bunga.

"The Fed telah menunjukkan kesabaran dalam menunggu keyakinan bahwa inflasi akan sepenuhnya kembali ke target sebelum mengisyaratkan penurunan suku bunga, dan kehati-hatian itu tampaknya diperlukan," paparnya.

Baca Juga: Sudah Raih Keseimbangan Baru di Level Rp 16.000, Target Rupiah 2025 Kurang Realistis

Data tersebut membuat para trader sekali lagi mengubah ekspektasi mereka tentang kapan the Fed akan menurunkan suku bunga dan berapa banyak.

Pasar saat ini memperkirakan 36bps pemangkasan tahun ini dibandingkan dengan hampir 50bps, atau setidaknya dua kali pemangkasan, sebelum data ketenagakerjaan.

Peluang penurunan suku bunga di bulan September sekarang berada di sekitar 50%, dari sekitar 70% pada hari Kamis.

The Fed diperkirakan tidak akan melakukan perubahan pada pertemuan kebijakannya minggu ini, tetapi fokusnya akan tertuju pada komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell dan perubahan proyeksi ekonomi dari para pembuat kebijakan. Data inflasi AS juga akan dirilis pada hari Rabu.

"Kami menduga bahwa titik median akan turun dari tiga kali pemangkasan menjadi kurang dari dua kali. Sebuah penahanan yang hawkish,” kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex di New York.

Di sisi lain, Bank of Japan akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter dengan bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga jangka pendek dalam kisaran 0-0,1%.

Yen Jepang melemah ke 156,95 di awal perdagangan hari Senin. Mata uang ini masih mendekati level terendah dalam 34 tahun terakhir, melebihi 160 per dolar AS yang dicapai pada akhir April, yang mendorong para pejabat Jepang untuk mengeluarkan sekitar 9,8 triliun yen ($62,46 miliar) untuk mengintervensi pasar mata uang untuk mendukungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×