kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.316   12,00   0,07%
  • IDX 7.206   65,65   0,92%
  • KOMPAS100 1.030   3,71   0,36%
  • LQ45 782   2,87   0,37%
  • ISSI 237   3,20   1,37%
  • IDX30 404   1,60   0,40%
  • IDXHIDIV20 465   2,77   0,60%
  • IDX80 116   0,54   0,47%
  • IDXV30 118   1,38   1,18%
  • IDXQ30 129   0,40   0,31%

Mata uang Asia perkasa, bisakah bertahan lama?


Senin, 06 Juni 2016 / 12:49 WIB
Mata uang Asia perkasa, bisakah bertahan lama?


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SINGAPURA. Mata uang Asia mendapatkan dorongan dari pelemahan dollar AS pada transaksi perdagangan Senin (6/6). Namun, belum jelas apakah penguatan mata uang Asia ini akan bertahan lama atau tidak.

Dollar sendiri keok setelah data tenaga kerja non pertanian AS hanya mencatatkan kenaikan sebanyak 38.000 pada Mei lalu. Angka tersebut jauh lebih rendah dari prediksi analis yang mematok kenaikan sebanyak 162.000 tenaga kerja.

Hal itu juga memicu spekulasi bahwa the Federal Reserve akan mempertimbangkan kembali rencananya untuk menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan Juni atau Juli mendatang.

Para analis pun beramai-ramai mengubah ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed.

"Sepertinya pertumbuhan ekonomi AS di kuartal dua melambat. Jika tadinya the Fed akan menaikkan suku bunga pada Juni, mungkin akan diundur jadi Juli," jelas Robert Rennie, global head of foreign exchange strategy Westpac Bank.

Data tenaga kerja tersebut memukul tenaga dollar AS. Pada Jumat (3/6) lalu, indeks dollar berada di posisi 93,867. Sebelum data tersebut dirilis, indeks dollar berada di level 95,638. Pada pukul 12.14 waktu Singapura, indeks dollar berada di level 94,244.

Sebaliknya, mata uang Asia tampak perkasa. Nilai tukar yen Jepang, misalnya, berada di posisi 106,35 yen pada Senin pagi atau turun dari level 109 yen pada Jumat lalu.

Sementara itu, dollar Singapura menguat m,enjadi 1,3559 dari sebelumnya S$ 1,3773 sebelum data tenaga kerja AS dirilis. Sedangkan dollar Australia menguat ke level US$ 0,7391 dari sebelumnya US$ 0,7214.

Bahkan ringgit Malaysia pun ikut terangkat. Siang ini, posisi ringgit berada di level 4,08 ringgit dari sebeluynya 4,1530 ringgit.

Namun, analis memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai apakah penguatan mata uang Asia ini akan bertahan lama. Mereka menanti pernyataan Pimpinan the Fed Janet Yellen pada hari ini untuk melihat petunjuk mengenai arah kebijakan bank sentral AS.

"Ada kemungkinan The Fed akan mencoba mempertahankan kebijakan jangka pendek yang ada saat ini mengingat akan dilaksanakan pemilu presiden AS yang pastinya akan sangat sulit melakukan apapun pada saat itu," jelas Kenneth Akintewe, senior investment manager Aberdeen Asset Management.

Tapi, dia menambahkan, dollar bisa kembali menguat terkait isu Brexit menjelang pelaksanaan referendum Inggris pada 23 Juni nanti.

"Akan ada volatilitas yang cukup tinggi di market dan hal itu akan memberikan kekuatan pada posisi dollar AS," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×