Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan depan, perdagangan pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya akan berlangsung dua selama hari. Hal ini mengingat adanya cuti bersama memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Pada pekan depan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun masih rentan koreksi.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan, pada perdagangan Senin (26/10) IHSG masih rentan terkoreksi. Jika pun menguat, Herditya memperkirakan pergerakan IHSG akan menguji resistance di level 5.130 terlebih dulu.
Adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan Senin (26/10) masih dominan dari faktor eksternal, dimana investor masih mencermati stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan paket stimulus yang diusulkan Gedung Putih saat ini naik menjadi US$ 1,9 triliun. Komite Kongres tengah membahas paket ini dan teknis paket pengucuran.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham emiten menara di tengah sentimen omnibus law
Meski demikian, Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi mengatakan, harapan stimulus fiskal disahkan sebelum momentum Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 3 November mendatang masih ada. Hanya saja, peluang tersebut cukup kecil lantaran anggota senat dan Partai Republik masih menolak besaran paket stimulus tersebut.
“Sementara sentimen dari dalam negeri lebih kepada faktor libur panjang di akhir Oktober ini,” terang Herditya kepada Kontan.co.id, Minggu (25/10).
Herditya memproyeksikan IHSG akan terkoreksi dengan rentang 5.080-5.130. Adapun untuk perdagangan Senin, investor bisa mencermati saham-saham properti dan konstruksi untuk melakukan buy on weakness (BoW) seperti saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Selanjutnya: Mengukur tenaga IHSG pekan depan, masih bisa menguat?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News