kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.224   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.104   7,49   0,11%
  • KOMPAS100 1.061   -0,99   -0,09%
  • LQ45 835   -0,72   -0,09%
  • ISSI 215   0,47   0,22%
  • IDX30 426   -0,26   -0,06%
  • IDXHIDIV20 514   0,82   0,16%
  • IDX80 121   -0,11   -0,09%
  • IDXV30 125   -0,43   -0,34%
  • IDXQ30 142   0,04   0,03%

Masuk middle cap indeks FTSE Russell, simak rekomendasi saham INTP dan TOWR


Selasa, 15 September 2020 / 07:40 WIB
Masuk middle cap indeks FTSE Russell, simak rekomendasi saham INTP dan TOWR


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) terdepak dari kelas kapitalisasi besar (large cap) dan masuk ke kelas kapitalisasi menengah (middle cap) dalam perombakan daftar indeks FTSE Global  Equity Index Series Asia Pacific di luar Jepang dan China yang dilakukan Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russel.

Di kelas ini, saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) masuk bersamaan dengan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menjelaskan rebalancing FTSE ini seharusnya menjadi fokus bagi investor institusi untuk mengubah alokasi portofolio, terutama bagi investor yang menjadikan indeks FTSE Asia Pacific sebagai benchmark. 

"Secara keseluruhan beberapa yang di downgrade pengelompokannya kapitalisasinya lebih dikarenakan penurunan market cap IHSG dan juga anggotanya yang lebih dalam relatif dengan peersnya di Asia Pasifik," jelas Zamzami, Senin (14/9). 

Baca Juga: Ada Rebalancing Indeks FTSE, Begini Saran Analis

Terlepas dari rebalancing tersebut, Zamzami menilai saham INTP masih menarik karena perusahaan semen tersebut masih fokus pada penjualan di Jawa khususnya bagian barat seperti Jakart, Jawa Barat dan Banten. Daerah-tersebut merupakan wilayah yang dekat dengan proyek pembangunan yang banyak. 

"Meski cukup tertekan permintaan semen saat ini, tapi ketika permintaan kebali menggeliat, INTP cukup kena berkahnya," jelas Zamzami. 

Selain itu, Zamzami melihat efisiensi yang dilakukan oleh Indocement sangat baik. Serta INTP memiliki neraca yang kuat dengan posisi kas neto, membuat INTP dapat menangkap peluang untuk akuisisi jika diperlukan.

Emiten menara telekomunikasi TOWR saat ini juga dinilai menarik karena mendapat keuntungan dari kebutuhan internet yang semakin masif. Emiten penyedia tower juga tidak mengalami persaingan harga yang ketat selayaknya emiten operator telekomunikasi saat ini, sehingga pendapatannya dapat bertumbuh dengan kuat.

TOWR sebagai salah satu emiten penyedia menara telekomunikasi akan mendapatkan keuntungan dari ekspansi operator keluar pulau Jawa. Ekspansi tersebut tentunya akan menambah penyewa pada tower perusahaan  dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan. T

"TOWR saat ini memiliki jumlah tower terbesar yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia, selain itu TOWR juga memiliki jumlah penyewa terbanyak. Melihat dari rasio utang, TOWR juga memiliki rasio utang lebih kecil dibandingkan pesaing terdekatnya," jelasnya. 

Dus, Zamzami merekomendasikan beli untuk saham INTP dengan target harga Rp 14.300 untuk 12 bulan ke depan. Rekomendasi beli juga disematkan pada saham TOWR dengan target harga Rp 1.260. 

Sementara itu Analis Panin Sekuritas William Hartanto menjelaskan masuknya saham-saham dalam indeks asing sebenarnya memberikan sentimen positif. Saham-saham tersebut memiliki potenis menguat dengan pembeli yang kemungkinan merupakan investor asing. 

Baca Juga: Berikut 9 saham Indonesia yang masuk Indeks FTSE per Maret 2020

"Dan untuk yang terdepan berpotensi menurun," jelas William. 

Untuk saham-saham yang turun kelas dari small cap ke micro cap juga dinilai masih cukup positif. Pasalnya  investor lebih cenderung memperhatikan perubahan pada large cap dan middle cap. 

Dengan pertimbangan tersebut dan secara teknikal, William masih merekomendasikan buy saham TOWR dan INTP dengan target harga masing-masing Rp 1.100 dan Rp 12.400. 

Kemudian rekomendasi buy juga disematkan bagi saham MIKA dengan target harga Rp 2.400, APLN dengan target harga Rp 112-Rp 120 dan BEST dengan target harga Rp 166-Rp 170. 

"Untuk LPPF rekomendasinya wait and see," jelas William. 

Selanjutnya: Keluar dari indeks FTSE, saham KOTA dan PTSN layak dikoleksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×