Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan perubahan komposisi saham dalam indeks LQ45 untuk periode Februari-Juli 2022. Dalam evaluasi mayor kali ini, ada lima saham yang masuk ke dalam indeks paling likuid di pasar modal tersebut.
Saham-saham yang masuk indeks tersebut, yakni PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Harum Energy (HRUM), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Berikut merupakan rekomendasi untuk saham HRUM, WSKT, EMTK, dan AMRT dari beberapa analis:
1. Harum Energy (HRUM)
HRUM menjadi emiten yang rajin mendiversifikasi bisnisnya ke segmen nikel. Pada Desember 2021, HRUM melalui anak perusahaan menambah kepemilikannya di PT Infei Metal Industry, yang bergerak dalam bidang pemumian nikel (smelter). Kepemilikan HRUM di tubuh Infei Metal Industry kini mencapai 40%. Selain dari Infei Metal, kinerja HRUM di segmen nikel juga akan didorong oleh kepemilikan HRUM di PT Position (POS). Hal ini akan mengurangi eksposur pendapatan HRUM di segmen batubara pada tahun ini. Pendapatan HRUM tahun ini diproyeksi mencapai US$ 627 juta, naik dari proyeksi tahun lalu yang hanya US$ 357 juta.
Rekomendasi : beli
Target harga : Rp 12.800
Analis : Hasan Barakwan, BRIDanareksa Sekuritas
Baca Juga: Ada 5 Saham Blue Chip Baru, Simak Rekomendasinya
2. Waskita Karya (WSKT)
Manajemen WSKT optimis dapat membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp25 triliun - Rp30 triliun di tahun 2022 ini. Sementara tahun lalu, WSKT membukukan kontrak baru senilai Rp 20,51 triliun atau mencapai 100% dari target nilai kontrak baru sebesar Rp 20 triliun. WSKT menerima dana sebesar Rp 9,44 triliun melalui aksi korporasi rights issue yang dilaksanakan pada akhir tahun 2021, dengan rincian dana melalui publik sebesar Rp 1,54 triliun dan dari PMN sebesar Rp 7,90 triliun.
Rekomendasi : hold
Target harga : Rp 650
Analis : Arief Budiman, Ciptadana Sekuritas Asia
3. Elang Mahkota Teknologi (EMTK)
EMTK terus memperkuat ekosistem digitalnya. Aksi akuisisi dan investasi telah dilakukan guna mewujudkan upaya tersebut. Pada kuartal III-2021 lalu, anak usaha EMTK, yakni Vidio.com telah mendapatkan investasi senilai US$ 150 juta dari Affinity Equity Partners. Kemudian, anak usaha EMTK yakni PT Elang Media Visitama (EMV) mengakuisisi Bank Fama International. EMTK kini merupakan pemegang saham terbesar dengan porsi mencapai 99,99% di Bank Fama. Pada 21 Januari 2022, EMTK mengumumkan masuknya Singtel dan Grab sebagai mitra strategis dalam rangka akselerasi ekosistem digital perusahaan di PT Bank Fama.
Rekomendasi : Netral
Target harga Rp 1.900
Analis : Heribertus Ariando, Trimegah Sekuritas
4. Sumber Alfaria Trijaya (AMRT)
Emiten peritel ini berencana akan menambah gerai offline sekitar 800 sampai 1.000 gerai di tahun 2022. Di samping rencana penambahan gerai-gerai tersebut, AMRT juga berencana untuk mengembangkan warehouse di beberapa lokasi yang strategis. AMRT juga mengembangkan ekosistem digital dengan melakukan kolaborasi bersama PT Bank Aladin Syariah (BANK).
Secara teknikal, saham AMRT rawan untuk terkoreksi dalam jangka pendek terlebih dahulu, dengan level support berada di Rp 1.130 dan dengan resistance Rp 1.250. Selama masih mampu berada di atas supportnya, saham AMRT berpeluang menguat kembali dengan target Rp 1.350.
Rekomendasi : buy on weakness (BoW)
Target harga : Rp 1.350
Analis : Herditya Wicaksana, MNC Sekuritas
Baca Juga: Menyimak Rekomendasi Saham-Saham Baru Penghuni LQ45
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News