Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menjadi penghuni baru indeks LQ45 untuk periode Februari-Juli 2023 seiring dengan rebalancing yang dilakukan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Analis Henan Putihrai Sekuritas Ezaridho Ibnutama menilai, masuknya SIDO dalam LQ45 lantaran memiliki fundamental yang baik ditambah industri farmasi Indonesia berkembang menjadi lebih tangguh dalam menghadapi resesi global yang akan datang.
Sebagai informasi, pendapatan dan laba bersih SIDO di kuartal ketiga 2022 masing-masing meningkat 37% QoQ dan 83% QoQ dari kuartal kedua 2022. Tingginya pertumbuhan disebabkan oleh low-base atau angka yang rendah pada kuartal kedua 2022.
Secara kumulatif, pendapatan dan laba bersih Sido Muncul di sembilan bulan pertama 2022 masing-masing turun 5,9% dan 16,8% secara tahunan menjadi Rp 2,61 triliun dan Rp 720,4 miliar.
Baca Juga: Indeks LQ45 Dikocok Ulang, Simak Saham Pilihan yang Menarik
"SIDO merupakan pemimpin pasar obat-obatan alami di dalam negeri, dan fokus industri farmasi beralih ke bahan baku lokal untuk mengurangi risiko impor karena pasar internasional memasuki resesi global," kata Ezaridho kepada Kontan.co.id, Jumat (27/1).
Menurut Ezar, yang menjadi risiko investasi di SIDO adalah kenaikan harga bahan baku yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan volume penjualan.
SIDO mempunyai neraca yang kuat yang ditandai oleh posisi kas bersih dan rasio pembayaran dividen rata-rata lebih dari 86% dalam sembilan tahun terakhir.
"SIDO telah membagikan dividen interim sebesar Rp 13,5 per saham pada 7 November. Oleh karena itu, jika digabungkan dengan Rp 22,7 per saham yang sudah dibayarkan dari Januari hingga September, rasio pembayaran dividen mencapai di atas 86% dari EPS 2021 sebesar Rp 42," ujar dia.
Baca Juga: Daftar Saham LQ45 Terbaru Periode Februari-Juli 2023
Namun, kinerja SIDO secara tahunan lebih rendah. Karena pada tahun 2022, masyarakat lebih mengalokasikan belanjanya untuk bepergian dan aktivitas lainnya sejalan dengan pelonggaran pembatasan kegiatan. Sementara pada 2021 permintaan terhadap suplemen dan produk herbal meningkat akibat gelombang kedua pandemi Covid-19.
Ezar mengatakan kinerja di semester pertama 2022 yang lesu membuat SIDO bermitra dengan sejumlah influencer media sosial pada kuartal ketiga 2022 dan secara aktif mensponsori beberapa festival musik agar lebih menarik bagi populasi muda.
Menurut Ezar, dengan fokus pada saluran business to business (B2B), penjualan online Sido Muncul telah meningkat lebih dari 150% secara tahunan di sembilan bulan pertama 2022.
"Penjualan online dilakukan melalui toko resmi langsung kepada konsumen di platform marketplace seperti Tokopedia, Lazada, EMOS, Shopee, Bukalapak, Gudangada, dan lainnya," ujar dia.
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Bidik Pertumbuhan Bisnis yang Positif Tahun Ini
Dari segi pemasarannya, SIDO telah melampaui target cakupan gerai general trade dengan 151.000 gerai pada Oktober 2022. SIDO juga mendorong minat konsumen untuk membeli produk di toko online dan modern trade dengan promosi, diskon, dan bundling produk setiap bulan.
Dalam meningkat kinerja SIDO juga melakukan penambahan tiga produk baru yaitu minuman siap minum Alang Sari Cool, suplemen herbal kapsul lunak SM PROSTA dan balsem Tolak Angin. Demi mencegah pesaing mendapatkan pangsa pasar di bidang produk herbal SIDO tidak menaikkan harga jual.
Ezar mempertahankan rekomendasi buy untuk SIDO dengan target harga Rp 850 per saham dari sebelumnya di Rp 740 per saham. Target harga tersebut mengimplikasikan 24,4x price to earning ratio (PE) 2022.
Dia menyebut, PE SIDO lebih tinggi dari median IDXHEALTH yang sebesar 22,5x. Tapi SIDO layak mendapatkan penilaian yang lebih tinggi karena mempunyai ROE sebesar 30,3% (2022F) dibandingkan median IDXHEALTH yang hanya 15,1%. Valuasi SIDO dinilai murah dengan PE band yang turun ke level terendah sejak Maret 2020 karena ekspektasi penurunan kinerja secara tahunan.
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Lanjutkan Pengembangan Pasar Ekspor Tahun Ini
Sementara, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani melihat, SIDO mempunyai fundamental yang solid dan valuasi yang wajar sehingga memiliki prospek yang bagus. "Ditambah nilai kurs rupiah mulai apresiasi dan ini bagus untuk emiten farmasi yang sering impor barang baku," kata dia.
Arjun menjelaskan masuknya SIDO ke LQ45 merupakan hal yang bagus lantaran LQ45 adalah sinyal investor ada ekspektasi bagus untuk saham SIDO dan mereka percaya prospeknya. Arjun merekomendasikan saham SIDO di beli dengan target harga Rp 820 dan support Rp 705 per saham. Jumat (27/1), harga saham SIDO turun 1,30% ke Rp 760 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News