kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.159   41,00   0,25%
  • IDX 7.060   75,74   1,08%
  • KOMPAS100 1.054   13,79   1,33%
  • LQ45 829   11,89   1,46%
  • ISSI 214   1,60   0,75%
  • IDX30 422   6,17   1,48%
  • IDXHIDIV20 509   7,32   1,46%
  • IDX80 120   1,57   1,32%
  • IDXV30 125   0,62   0,50%
  • IDXQ30 141   1,83   1,32%

Masuk dalam daftar saham laggard, saham-saham ini layak dikoleksi selagi murah


Selasa, 19 Februari 2019 / 14:20 WIB
Masuk dalam daftar saham laggard, saham-saham ini layak dikoleksi selagi murah


Reporter: Yoliawan H | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis saham-saham yang masuk dalam kategori laggard atau saham pemberat indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin, Senin (18/2). Kendati IHSG masih melaju hijau pada perdagangan kemarin sebesar 0,32%, saham-saham ini secara year to date (ytd) masih menjadi pemberat IHSG.

Adapun 10 saham yang menjadi saham laggard secara ytd adalah ASII, TPIA, SMMA, MKPI, INAP, BMRI, UNTR, PTBA, AMRT dan BYAN. Di kondisi tersebut, justru beberapa saham akan berpeluang rebound dikarenakan dari sisi fundamental yang masih baik dan belum muncul berita negatif yang membebani.

Melihat kondisi tersebut, Wijen Pontus, Analis Royal Investium Sekuritas mengatakan, beberapa saham bluechip seperti ASII, BMRI, PTBA dan UNTR hampir tidak memiliki berita yang kurang baik. Hanya saja pergerakan mereka negatif karena masih sedikit di bawah ekspektasi analis.

“Jadi justru ketika mereka ini laggard, ini malah jadi peluang untuk beli bagi investor,” ujar Wijen kepada Kontan.co.id, Selasa (19/2).

Jika melihat pergerakan sahamnya secara year to date (ytd), ASII masih menurun 5,47%, BMRI masih menurun 2,37%, PTBA masih menurun 2,56% dan UNTR masih menurun 4,11%.

Padahal, dari sisi raihan laba emiten ini masih gencar mengeruk cuan. Tercatat laba BMRI sepanjang tahun 2018 berhasil naik hingga 21,2% yoy menjadi Rp 25 triliun, ASII di kuartal III-2018 laba tumbuh 21% yoy menjadi Rp 17 triliun, PTBA di kuartal III-2018 laba naik 49,66% yoy menjadi Rp 3,92 triliun dan UNTR labanya di kuartal III-2018 tumbuh 61,10% yoy menjadi Rp 9,07 triliun.

Dari sisi valuasi, saham-saham ini banyak yang masuk dalam kategori murah dan layak beli. PTBA tercatat rasio price to earning (PER) sebesar 9,19 kali, BMRI 13,39 kali, UNTR 8,08 kali dan ASII 13,83 kali. Sedangkan untuk rata-rata PER IHSG pada perdagangan kemarin sebesar 14,8 kali. Jadi masih di bawah rata-rata IHSG.

Wijen merekomendasikan PTBA, UNTR, ASII dan BMRI untuk dikoleksi di kondisi tersebut. Secara umum sentimen positif yang bisa mendorong saham-saham ini adalah untuk pertambangan terkait permintaan batubara, perbaikan harga minya dan kestabilan rupiah. Untuk ASII diharapkan adanya peningkatan atas ekspor kendaraan di tahun 2019.

“Target harga, UNTR Rp 40.000, ASII Rp 9.000, PTBA Rp 4.700, BMRI Rp 8.000,” ujar Wijen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×