kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masuk daftar emiten ASEAN asset class, simak rekomendasi untuk saham perbankan


Selasa, 09 Juni 2020 / 19:29 WIB
Masuk daftar emiten ASEAN asset class, simak rekomendasi untuk saham perbankan
ILUSTRASI. Sebanyak 10 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) masuk dalam daftar ASEAN asset class.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak 10 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) masuk dalam daftar ASEAN asset class tahun 2019 untuk tahun buku yang berakhir pada tahun 2018. Kesepuluh emiten ini dinilai memiliki tata kelola perusahaan yang baik dan layak dilirik kalangan investor global.

Uniknya, tujuh dari sepuluh konstituen dari emiten aset berkelas ini merupakan emiten perbankan, mulai dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Selain itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Permata Tbk (BNLI), hingga PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) juga masuk dalam daftar bergengsi ini.

Lantas, bagaimana prospek dan rekomendasi dari saham-saham perbankan ini?

Baca Juga: Tren merger dan akuisisi global bakal kembali marak

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, dari ketujuh saham perbankan tersebut, hanya saham BBCA, BBTN, dan BMRI yang cocok dibeli. William memberi rekomendasi ini berdasarkan aktivitas perdagangan dan aktivitas investor asing di saham tersebut.

William merekomendasikan untuk beli saham BBTN di harga Rp 1.100, beli saham BBCA di harga Rp 28.000–Rp 29.000, serta beli saham BMRI dengan harga Rp 4.800–Rp 5.200 per saham.

Sementara itu, Analis Danareksa Sekuritas Eka Savitri menyematkan status overweight terhadap saham sektor perbankan. Eka mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah mengeluarkan dua peraturan untuk menangani dampak Covid-19 pada sektor perbankan.

Baca Juga: IHSG turun 0,7% ke 5.035 pada akhir perdagangan Selasa (9/6)

Yang pertama adalah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 64 tahun 2020 mengatur rincian tentang skema fasilitas likuiditas pemerintah, khususnya mengenai distribusi tanggung jawab yang lebih baik di antara para pemangku kepentingan.

Sementara PMK No 65 tahun 2020 mengatur perincian tentang subsidi suku bunga untuk pinjaman pada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan pinjaman maksimum Rp 10 miliar dalam rangka mendukung pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). “Kedua kebijakan tersebut dapat diterjemahkan sebagai risiko yang lebih mudah dikendalikan untuk sektor perbankan,” papar Eka, Selasa (9/6).

Dengan kebijakan tersebut, Danareksa Sekuritas melihat bahwa masalah yang yang dihadapi emiten sektor perbankan sudah tercermin dari harga saham saat ini. Karena harga saham dari empat bank besar (BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI) telah menguat sekitar 13%-25,5% dalam sebulan, Danareksa menilai bahwa kekhawatiran pasar atas sektor perbankan sebagian besar telah teratasi. “Meskipun demikian, dalam pandangan kami dampak dari kebijakan ini akan sepenuhnya tercermin pada kuartal ketiga 2020,” sambung Eka.

Baca Juga: Saham menarik yang patut dilirik

Danareksa Sekuritas menjadikan saham Bank Mandiri (BMRI) sebagai sebagai pilihan utama (top picks) dengan menimbang portofolio kredit yang terdiversifikasi dengan baik, struktur simpanan yang seimbang, dan valuasi yang menarik. Rekomendasi untuk saham BMRI adalah beli (buy) dengan target harga Rp 6.500 per saham.

Eka juga merekomendasikan beli BBCA dengan target harga Rp 30.200, beli saham BBNI dengan target harga Rp 5.000, dan beli saham BBTN dengan target harga Rp 1.000.

Baca Juga: Penjualan mobil turun 80%, laba bersih lini otomotif ASII jadi Rp 2,35 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×