Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Para pemegang saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) masih harus bersabar. Pasalnya, manajemen tidak akan menebar dividen untuk tahun buku 2012.
"Tidak ada dividen, kami masih rugi," tukas Suryandi, Sekertaris Perusahaan TPIA, seusai kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) TPIA, Senin (27/5).
Pendapat itu mengacu pada hasil kinerja keuangan TPIA yang kurang oke sepanjang 2012 lalu. Pada periode tersebut, manajemen membukukan rugi bersih US$ 87,2 juta. Bandingkan dengan perolehan laba bersih 2011 sebesar US$ 8 juta.
Anjloknya kinerja TPIA ini dipicu oleh kerugian atas pelunasan obligasi US$14,6 juta dan kerugian atas instrument keuangan derivatif US$1,3 juta. Akibatnya, TPIA membukukan rugi per saham dsar sebesar US$0,029 dari posisi sebelumnya yang sempat mengalami laba US$0,003.
Catatan saja, tahun lalu manajemen membukukan pendapatan bersih US$ 2,26 miliar, naik 4,1% dibanding pendapatan pada periode sebelumnya. Namun, beban pokok penjualan sebesar US$2,26 miliar menyebabkan TPIA mencatat rugi bersih US$87,2 juta. Padahal, pada 2011 manajemen mampu mencetak laba bersih US$8 juta.
Tapi, tampaknya kinerja keuangan TPIA bakal membaik tahun ini. Hal itu bisa dilihat dari kinerja keuangan kuartal I TPIA yang menunjukan tanda - tanda pemulihan. Pada periode tersebut, manajemen membukukan laba bersih TPIA yang melesat 103,82% menjadi US$ 573 ribu. Bandingkan dengan perolehan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 15 juta.
"Itu karena rendahnya pemakaian bahan baku (feedstock) kami," tukas Suryandi, Sekertaris Perusahaan TPIA, seusai kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) TPIA, Senin (27/5).
Ungkapan itu mengacu pada pendapatan TPIA kuartal I yang sebenarnya mengalami penurunan 1,1% menjadi US$ 590,46 juta dari sebelumnya US$ 597,53 juta. Tapi, pemakaian feedstock yang lebih irit membuat beban pokok perusahaan menjadi US$ 569,9 juta dollar, atau turun sebesar 1,68 % dibandingkan beban pokok pada periode yang sama tahun lalu, US$ 579,65 juta.
Kendati enggan mengungkapkan target kinerjanya full year secara rinci, tapi manajemen memastikan akan mencatat hasil yang positif. Dasar optimisme perusahaan itu adalah target pemgoperasian pabrik butadin di Cilegon pada kuartal III tahun ini.
Pabrik ini menempati lahan seluas 3 hingga 4 hektare (ha) dengan total investasi mencapai US$ 150 juta. Tapi untuk tahap pertama, manajemen baru menggelontorkan investasi senilai US$ 70 juta. Pada tahun ini,perseroan menggelontorkan dana sebesar 70 juta.
Emiten produsen bahan kimia ini menargetkan kapasitas produksi butadin pabrik barunya mencapai 100 ribu metrik ton per tahun. Butadin sendiri merupakan bahan baku pembuat karet sintetis yang selama ini belum bisa diproduksi di dalam negeri.
"Kami berharap, panrik ini bisa berkontribusi positif terhadap kinerja kami hingga akhir tahun ini,” pungkas Suryandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News