kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih relevankah ungkapan populer di pasar saham sell in May and go away?


Rabu, 05 Mei 2021 / 06:50 WIB
Masih relevankah ungkapan populer di pasar saham sell in May and go away?


Sumber: CNBC | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Salah satu ungkapan populer di pasar saham Amerika Serikat (AS), Wall Street,  yang masih jadi perhatian para investor adalah Sell in May and Go Away. Apakah investor perlu melakukannya atau mengabaikannya?

Kepala strategi ekuitas AS di Credit Suisse, Jonathan Golub, mengatakan ungkapan tersebut tidak mendapat cinta lagi di Wall Street tahun ini.

Kendati demikian, perdebatan soal itu masih saja berlangsung hingga saat ini. Para pakar pasar saham mengakui bahwa sejarah menunjukkan periode enam bulan terkuat pasar saham ada di bulan November hingga April. Namun ada juga yang mengatakan bahwa sejarah itu tidak selalu membentuk rencana investor untuk masuk pasar saham.

“Setiap strategi investasi yang dapat Anda rangkum dalam sebuah rima mungkin merupakan strategi yang buruk,” kata Golub, seperti dilansir CNBC, Selasa (4/5).

Baca Juga: Benarkah Sell in May and Go Away terjadi di Indonesia?

Golub malah memprediksi targetkan indeks S&P 500 pada hari Jumat menjadi 4.600 untuk akhir tahun dari 4.300, berdasarkan pendapatan yang kuat.

Ia memang mengatakan rata-rata kinerja pasar memang mengikuti pola pelemahan antara Mei dan Oktober, tapi itu bukan alasan untuk keluar dari saham.

“Ini akan sangat masuk akal jika setiap Mei terlihat sama dengan Mei tahun sebelumnya,” kata Golub. Membandingkan tahun ini dengan tahun lalu menunjukkan perbedaan yang sangat besar. "Mei lalu tahun lalu, pasar melonjak." 

Golub mengatakan sekarang latar belakang telah berubah total, setelah banyak negara dan perekonomian tertekan tahun lalu akibat pandemi. Saat ini justru periode dimana ekonomi mulai pulih.

Sebagai contoh ia mengatakan saat ini pendapatan perusahaan di AS mengalahkan perkiraan analis dengan pertumbuhan sebesar 22% - 22% yang tak pernah terdengar sebelumnya. Kemudian data-data ekonomi juga sangat fenomenal.

Untuk itu, ia mengatakan, pada kuartal kedua diharapkan pendapatan peruashaan menjadi lebih kuat, dan laporan pendapatan tersebut akan dirilis pada bulan Juli.

Baca Juga: IHSG menguat tipis di awal perdagangan Jumat (30/4)

“Saya tidak akan menjual saham pada bulan Mei, dan saya tidak akan menyarankan orang lain untuk melakukannya,” kata Golub. 

“Saya pikir kesalahan terbesar yang dapat Anda lakukan di pasar saham seperti ini adalah menjadi terlalu manis dan keluar terlalu dini. Anda lebih baik mencoba tinggal sedikit lebih lama daripada keluar terlalu dini," tuturnya.

Kepala teknisi pasar di Cornerstone Macro, Carter Worth, setuju bahwa umumnya investor tidak akan dilayani dengan baik saat keluar dari pasar saham pada bulan Mei dan tetap keluar hingga Oktober.

Namun tahun ini dia memperkirakan pasar memasuki periode lemah. Worth mengatakan selain faktor musiman, dia memperkirakan pasar saham telah berada di puncak.

“Ini adalah waktu untuk mengurangi keterpaparan. Puncak menengah bisa bertahan selama tiga sampai lima bulan, ”ujarnya.

Worth mempelajari tren musiman dan menemukan bahwa 27,8% kinerja Dow Jones dari 1 November hingga 30 April adalah yang terkuat keempat untuk periode enam bulan sejak tahun 1896.

"Setelah berjalan enam bulan November hingga April yang sangat baik, enam bulan berikutnya tidak bersemangat," kata Worth. Dia menambahkan bahwa ini bisa menjadi kasus untuk periode enam bulan setelah kenaikan kuat untuk saham.

Baca Juga: Bursa Asia mayoritas melemah menjelang akhir pekan ini

Kenaikan rata-rata untuk indeks Dow Jones dalam 10 tahun teratas untuk periode November hingga April adalah 27,5%, dibandingkan dengan rata-rata 2,9% pada periode Mei hingga Oktober berikutnya. Rata-rata perolehan keseluruhan selama setahun penuh dalam 10 tahun terbaik untuk November hingga April adalah 23,7%.

Untuk semua tahun sejak 1896, pengembalian rata-rata indeks Dow Jones adalah 5,2% pada November hingga April, dan 2,1% pada Mei hingga Oktober, menurut analisis Worth. Kinerja rata-rata untuk semua tahun adalah 7,3%.

Meskipun Worth memperkirakan pasar telah menemukan puncak jangka pendek, dia mengatakan strategi investasi musiman adalah pendekatan yang salah.

“Periode enam bulan November hingga April menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan periode enam bulan Mei hingga Oktober 1896 hingga 2020,” ujarnya. "Tapi strategi terbaik sejauh ini, seperti yang diketahui semua orang, adalah menjaga modal tetap terekspos ke pasar dari tahun ke tahun."

Layak dihitung bahwa US$ 1 juta yang diinvestasikan di pasar saham pada periode November hingga April sejak tahun 1896 oleh investor yang kemudian mengambil uang tunai dari Mei hingga Oktober akan menghasilkan US$ 164,4 juta.

Investor yang bertahan sepanjang tahun akan mendapatkan keuntungan sebesar US$ 672.6 juta dari yang semula US$ 1 juta.

Selanjutnya: Bursa Asia mayoritas melemah menjelang akhir pekan ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×