Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukalapak.com berencana melantai di bursa dalam waktu dekat. Perusahaan ini akan melepas 24,77 miliar saham baru. Harga penawaran IPO berkisar Rp 750 hingga Rp 850 per saham.
Artinya, raksasa e-commerce itu berpotensi meraup dana Rp 19,32 triliun hingga Rp 21,89 triliun. Pada akhir tahun 2020, Bukalapak mencetak pendapatan Rp 1,35 triliun. Angka ini tumbuh 26,17% dari tahun 2019 lalu.
Baca Juga: Simak rencana penggunaan dana IPO Bukalapak
Namun, Bukalapak masih belum berhasil mencatatkan keuntungan dalam tiga tahun terakhir. Per tahun 2020, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp 1,35 triliun. Namun, angka kerugian itu turun dari 51,73% dari rugi bersih tahun 2019 yang mencapai Rp 2,79 triliun. Pada tahun 2018, nilai kerugian Bukalapak mencapai Rp 2,24 triliun.
Kerugian yang dialami Bukalapak disebabkan beban penjualan dan pemasaran serta beban umum dan administrasi yang cukup tinggi. Sepanjang tahun 2020, beban pemasaran dan penjualan Bukalapak masih melebihi nilai pendapatannya, yakni Rp 1,51 triliun. Sedangkan beban umum dan administrasi mencapai Rp 1,49 triliun.
Pada Desember tahun lalu, total aset Bukalapak mencapai Rp 2,59 triliun. Lalu, total liabilitasnya mencapai Rp 985,82 miliar dengan ekuitas Rp 1,67 triliun. Di akhir tahun lalu, Bukalapak memiliki nilai kas dan setara kas Rp 1,48 triliun, naik dari tahun 2019 yang sebesar Rp 883,98 miliar.
Baca Juga: Jadi unicorn pertama yang IPO, Bukalapak incar dana hingga Rp 21,9 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News