Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Menurut Hans Kwee, Direktur Anugerah Mega Investama, saham perbankan adalah salah satu yang paling prospektif saat ini. Alasannya, saham sektor itu termasuk siklikal. Sahamnya tertekan paling banyak saat ekonomi memburuk, tetapi akan menguat paling tinggi saat tanda-tanda pemulihan ekonomi muncul.
Ia melihat laba bank di kuartal II memang akan mengalami penurunan karena dampak Covid-19. Namun, pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah diharapkan akan membantu penyaluran kredit membaik.
Baca Juga: IHSG diprediksi lanjut menguat pada Selasa (9/6), ini sebabnya
"Pelonggaran itu jadi sentimen positif terhadap sahamnya karena pasar saham digerakkan oleh ekspektasi. Prospek saham bank ke depan akan semakin positif dengan catatan tidak terjadi Covid-19 gelombang kedua," kata Hans.
Untuk saham perbankan, Hans merekomendasikan saham BBRI, BBNI, dan BMRI karena fundamentalnya masih cukup bagus serta likuiditasnya paling kuat dalam menghadapi Covid-19.
Hans mematok target harga BBNI sampai akhir tahun di level Rp 5.600, BBRI Rp 3.200, dan BMRI Rp 5.400. Prospek bisnis BBCA menurutnya bagus, namun tidak merekomendasikan sahamnya karena harganya sudah terlalu mahal.
Baca Juga: IHSG tembus 5.070 terangkat lonjakan cadangan devisa
Sementara Suria Dharma Analis Samuel Sekuritas melihat prospek kinerja bank akan tertekan tahun ini karena kebijakan restrukturisasi yang dilakukan. Pendapatan dari pembayaran bunga yang seharusnya didapat tahun ini akan mundur.