kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Masih ada sentimen positif sektor perkebunan


Rabu, 29 November 2017 / 22:14 WIB
Masih ada sentimen positif sektor perkebunan


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor perkebunan menjadi salah satu sektor dengan kinerja saham tertekan cukup dalam sepanjang tahun ini. Secara year to date (ytd), sektor perkebunan masih minus 9,07%. Selain perkebunan, sektor properti, real estate dan infrastruktur juga cukup tertekan. Kinerja sektor properti masih minus 5,04%.

Thennesia Debora, Analis BNI Sekuritas menyatakan, kinerja CPO masih positif untuk tahun ini dan tahun depan. "Cuma memang secara sektoral kami lebih memberikan outlook netral. Karena kami lihat ke depan ada beberapa tantangan," ujar Thennesia kepada Kontan.co.id, Rabu (29/11).

Di antara tantangan tersebut seperti harga CPO yang cenderung tertekan karena rilis data ekspor Malaysia yang menunujukkan penurunan. Secara historis, penjualan ekspor Malaysia cenderung flat dan turun. "Tahun 2018, akan ada lonjakan produksi. Sehingga dengan turunnya ekspor dari Malaysia ini makin menguatkan isu oversupply," lanjut dia.

Belum lagi berkurangnya efek El Nino, sehingga membuat produksi juga cenderung meningkat. Oleh karena itu, dia melihat tahun 2018 harga masih cenderung tertekan. "Perlu juga cermati kebijakan dari negara importir CPO, seperti India negara importir terbesar," kata Thennesia.

Sementara untuk harga tahun ini dan tahun depan, Thennesia melihat harga CPO cenderung stabil pada kisaran RM 2.700 per ton. Meski dirundung isu oversupply, masih ada beberapa sentimen lain yang bisa menjadi sentimen positif. Di antaranya seperti suku bunga The Fed yang berpotensi menguatkan dollar Amerika Serikat.

"Ekspektasi ada peningkatan (The Fed) lagi di Desember jadi kisaran 1,5% sehingga positif untuk harga CPO. Karena penguatan dollar AS terhadap ringgit," imbuhnya.

Selain itu, dia melihat kebijakan biodiesel juga meningkat dari dalam negeri sehingga akan mempengaruhi permintaan CPO domestik. Di antara beberapa emiten, Thennesia merekomendasikan buy saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan target harga Rp 1.920 dan buy saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan target harga Rp 19.100 per saham. "Nantinya akan ada review ulang untuk kinerja tahun depan," ujarnya.

Hari ini, harga saham LSIP turun 1,4% ke level Rp 1.405 per saham. Sedangkan harga saham AALI turun 1,75% ke Rp 14.025 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×