Reporter: Anna Maria Anggita Risang | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tekanan negatif eksternal dan pergerakan pelemahan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu kembali ditutup menguat. Pada perdagangan Jumat (7/9), IHSG naik 1,30% ke level 5.851,46. Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) Rp 280,18 miliar.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, pasar saham sepekan lalu dipengaruhi oleh pelemahan rupiah. Hari Jumat (7/9) rupiah menguat, indeks pun ikut menguat.
Secara teknikal IHSG berpotensi menguat pada perdagangan esok. “Tentunya harus disertai dengan penguatan rupiah juga,” imbuh William pada Kontan.co.id.
Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Sekuritas mengungkapkan, minggu lalu IHSG dipengaruhi minimnya sentimen positif domestik,serta meningkatnya sentimen negatif dari eksternal seperti perang dagang AS-Tiongkok, krisis finansial Turki, Venezuela, dan Argentina. Antisipasi kenaikan suku bunga The Fed di bulan ini juga menyebabkan para pelaku pasar cenderung wait and see.
Dari pelemahan yang signifikan di awal pekan, pelaku pasar cenderung memanfaatkan untuk melakukan akumulasi beli sehingga pada akhirnya IHSG berhasil rebound. Hal tersebut juga berlaku pada pergerakan rupiah terhadap dollar AS saat ini yang pada akhirnya turut menguat.
"Namun, yang perlu digarisbawahi bahwa para pelaku pasar tentu mengapresiasi peran pemerintah dalam menjaga stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan, di tengah ketidakpastian global," tutur Nafan.
Secara teknikal, berdasarkan indikator, MACD masih membentuk pola dead cross di area positif. Sementara, Stochastic dan RSI sudah menunjukkan berada di area netral. Namun, terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan pada pergerakan indeks saham. Dengan demikian, indeks masih berpeluang menuju ke area resistance.
Nafan meramalkan indeks akan menguat di level support 5.741 dan resisistance 5.906. Senada dengan Nafan, William memprediksi IHSG akan menguat dengan rentang level 5.770-5.900. Indeks akan dimotori oleh cadangan devisa, perang dagang antara Amerika dan Cina serta pergerakan rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News