Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Prospek kinerja PT Adhi Karya Tbk (ADHI) semakin cerah. Sebab, masalah administrasi proyek kereta api ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi telah selesai.
Dengan begitu, ADHI akan meraih kontrak baru dari proyek LRT pada tahun ini. Sebelumnya, perbedaan pandangan antara Menteri Perhubungan dan Gubernur DKI terkait penggunaan jenis rel dikhawatirkan mengganggu proyek tersebut.
Harris Gunawan, Direktur Utama ADHI, bilang, dengan terurainya masalah ini, penandatanganan kontrak pengerjaan LRT akan berlangsung tahun ini, sehingga proyek bisa rampung sesuai target, yakni di 2018. "Kami senang masalah itu selesai," ungkap dia pada KONTAN, Kamis (9/6).
Kendati begitu, kontrak LRT sejatinya tidak masuk target kontrak baru tahun ini, yakni Rp 25,1 triliun. Alasannya, kontrak LRT hanya diperoleh sekali.
Jika masuk target, maka di tahun berikutnya kontrak baru ADHI cenderung turun karena tak ada lagi proyek yang sama. Harris belum tahu apakah kontrak LRT akan diteken sekaligus tahun ini atau secara bertahap, karena hal tersebut merupakan kewenangan Kementerian Perhubungan.
Sebagai gambaran, trase LRT yang melintas antarprovinsi menjadi kewenangan Kementerian Perhubungan. Sedangkan trase yang melintas di DKI Jakarta adalah wewenang PT Jakarta Propertindo.
Hingga akhir Mei 2016, ADHI telah meraih kontrak baru Rp 4,97 triliun atau 19,8% dari target. Saat ini ADHI sudah memenangi tender beberapa proyek senilai Rp 1,3 triliun, namun administrasinya belum rampung. Jika ditotal, maka ADHI meraih kontrak baru senilai Rp 6,27 triliun atau 25% dari target.
Untuk mencapai target tahun ini, ADHI masih fokus mengejar proyek pemerintah dan BUMN, seperti rumah susun, bendungan, serta proyek persiapan Asian Games. "Proyek swasta porsinya akan kami kurangi," ujar Harris.
Manajemen ADHI sudah mengamankan pendanaan untuk mengerjakan kontrak baru. Emiten konstruksi pelat merah ini telah memperoleh cash loan dari sejumlah bank senilai total Rp 5,5 triliun dan pinjaman non cash loan Rp 18,5 triliun. Harga saham ADHI kemarin ditutup menyusut 1,44% menjadi Rp 2.730 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News