Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa penawaran umum untuk initial public offering (IPO) PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) berakhir hari ini (19/9/2025).
Berdasarkan prospektus, anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) ini memulai masa penawaran umum perdana saham (IPO) pada 17–19 September 2025.
Sebelumnya, masa penawaran awal alias bookbuilding berlangsung pada 8-10 September 2025.
Pada 19 September ini, IPO EMAS juga bakal masuk ke tahap penjatahan saham. Lalu, distribusi saham secara elektronik dijadwalkan pada 22 September 2025.
Baca Juga: Intip Sejumlah Tokoh Besar di Balik Merdeka Gold (EMAS) yang Akan IPO
Jika tak ada aral melintang, EMAS bakal tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 September 2025.
Praktisi Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto melihat, ada potensi IPO EMAS bakal mencatatkan kelebihan permintaan alias oversubscribe.
Alasannya, penjatahan publik hanya 10%, sehingga memberikan unsur kelangkaan. Momentum IPO EMAS juga bersamaan dengan kenaikan harga emas, sehingga membuat saham ini menarik.
“Perkiraannya akan sama seperti IPO pada umumnya yang mengalami kenaikan harga setelah listing,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (19/9).
Sejumlah nama tokoh besar tercatat memegang saham EMAS. Pertama, ada Garibaldi Thohir alias Boy Thohir yang memegang 905,03 juta saham EMAS yang setara dengan 6,14% dari total saham keseluruhan.
Kedua, ada Winato Kartono yang memegang 1,35 miliar saham EMAS, setara 9,18%.
Lalu, ada Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang menggenggam 78,22 juta atau setara 0,53% saham EMAS.
Ada pula Hardi Wijaya Liong dan Santoso Kartono yang masing-masing memegang 3,93% dan 1,24% saham EMAS.
Baca Juga: Merdeka Gold Resources (EMAS) Siap IPO, Cermati Saran Analis
Sebagai induk usaha, MDKA sendiri memegang 62,01% atau setara dengan 9,13 miliar saham EMAS.
Namun, William tak melihat nama beken di belakang IPO EMAS menjadi faktor utama kemungkinan oversubscribe di masa offering.
“Terkadang oversubscribe terjadi tanpa ada sosok tertentu,” ungkapnya.
EMAS mematok harga IPO final di Rp 2.880 per saham. Dengan melepas 1,61 miliar saham atau setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO, perseroan berpotensi meraup dana segar hingga Rp 4,65 triliun.
Menurut William, harga IPO itu masih fair. Sementara, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi melihat, valuasi price to earning ratio (PER) EMAS masih belum relevan.
Alasannya, proyek EMAS masih dalam tahap pembangunan. Pengeluaran modal besar alias capital expenditure (Capex), arus kas operasi, dan pendapatannya masih negatif, sehingga masih belum menghasilkan return to equity (ROE) yang positif.
“Mengacu kinerja keuangan 2024 yang masih rugi bersih, valuasi PER belum relevan. Investor cenderung menilai berdasarkan cadangan emas, potensi produksi, dan EV/Resource,” katanya kepada Kontan, Jumat (19/9/2025).
Price-to-Book Value (PBV) EMAS tercatat di kisaran 3,7–4,9x, lebih tinggi dibanding beberapa emiten tambang emas lain. Sebagai perbandinga, MDKA punya PBV sekitar 4x, PBV PSAB sekitar 2,6x, dan PBV ANTM sekitar 2,5x.
Baca Juga: Merdeka Gold Resources (EMAS) Siap IPO, MDKA dan SRTG Bakal Dapat Sentimen Positif
“Free float sekitar 10% dari total saham beredar, relatif terbatas dan bisa mendorong volatilitas harga di awal perdagangan,” ungkapnya.
Mayoritas dana hasil dari penawaran umum perdana saham EMAS nanti akan diberikan kepada sang induk, MDKA.
Manajemen EMAS bilang dalam prospektus bahwa sekitar Rp 3,99 triliun akan digunakan oleh perseroan untuk pembayaran lebih awal kepada MDKA sampai dengan seluruh pokok terutang yang timbul berdasarkan Perjanjian Utang Piutang tanggal 8 April 2022, sebagaimana diubah terakhir dengan Amendemen Kedua atas Perjanjian Utang Piutang yang telah berlaku efektif sejak tanggal 21 Agustus 2024.
Sebagai informasi, per 3 September 2025, saldo pokok terutang EMAS dalam Perjanjian Utang Piutang adalah sebesar US$260 juta atau setara Rp 4,26 triliun.
Lalu, sebesar US$20 juta atau setara Rp328,4 miliar akan disalurkan oleh EMAS dalam bentuk uang muka setoran modal secara bertahap kepada PT Pani Bersama Tambang (PBT).
Kemudian, sebesar US$ 20 juta atau setara Rp 328,4 miliar akan disalurkan dalam bentuk pinjaman kepada PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS).
Selanjutnya: KAI Pastikan BBM Subsidi Tepat Sasaran, Layani 328 Juta Penumpang hingga Agustus 2025
Menarik Dibaca: 3 Zodiak Merugi dalam Keuangan & Karier, Simak Ramalan Besok Sabtu 20 September 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News