Reporter: Ruisa Khoiriyah, Revi Yohana Simanjuntak |
JAKARTA. Kemelut di Uni Eropa (UE) menenggelamkan euro. Selama enam bulan terakhir, pairing EUR/USD terdepresiasi hingga 8,25%.
Di pasar spot, Kamis (8/12) pukul 21.45 WIB, euro melemah terhadap lima valuta utama. Terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sebagai misal, euro rontok 0,66% ke posisi 1,3323.
Masa depan mata uang gabungan 17 negara ini mulai menuai tanda tanya seiring kian tak pastinya penyelesaian krisis Eropa. Harian Wall Street Journal, Kamis (8/12), memberitakan, bank sentral beberapa negara anggota Uni Eropa meragukan masa depan euro. Bank sentral Irlandia, Montenegro, dan Yunani telah mempertimbangkan untuk mencetak valuta sendiri.
Bank sentral negara Eropa yang tak menggunakan euro, yakni Bank Sentral Swiss, Inggris, Latvia dan Bosnia mulai merancang skenario kemungkinan euro ditinggalkan para penggunanya. Bank sentral di keempat negara itu mengantisipasi kemungkinan para eks pengguna euro beralih ke valuta mereka.
Hari ini, Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa akan ditutup dan seluruh dunia menunggu hasil konkret rencana penyelesaian krisis yang menyandera pasar global itu. KTT ini bisa disebut kesempatan terakhir bagi para pimpinan Eropa untuk meyakinkan dunia.
JP Morgan Chase, Rabu lalu, menyarankan, pemodal mengambil posisi di kontrak derivatif, berlawanan dengan euro. Saat ini, euro memang terkepung sentimen negatif. Misalnya, rencana penggelontoran stimulus senilai US$ 270 juta oleh European Central Bank (ECB) melalui Dana Moneter Internasional (IMF).
Kendati kabar ini akhirnya dibantah oleh IMF, pasar menilai kucuran stimulus bakal melemahkan otot euro. Lalu, ancaman Standard and Poor's memangkas peringkat utang 15 negara UE. Dan yang terdekat, rencana pengguntingan bunga ECB menjadi 1%.
Para analis kompak tidak merekomendasikan euro sebagai instrumen investasi jangka panjang. "Tahun depan euro berisiko anjlok ke 1,200," ujar Apressyanti Senthaury, analis Bank BNI, kemarin.
Jika jalan keluar krisis tak jua terlihat, Apressyanti menilai tidak mustahil EUR/USD bisa terjun bebas melampaui par-nya di 1,00. Sebaliknya, jika KTT UE hari ini menghasilkan hal konkret, EUR/USD bisa rebound lagi ke 1,500.
Taufan Tito, Dealer Forex Bank BRI, menilai, euro tidak layak koleksi setidaknya sampai kuartal II-2012. Namun, jika hendak memanfaatkan volatilitasnya yang cukup tinggi demi meraup profit, euro cocok dipilih oleh trader. "Proyeksi saya, EUR/USD akhir tahun nanti bergerak hingga 1,3200," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News