Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sepanjang 2014, kinerja PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melambat. Pendapatan ITMG menyusut 11% year-on-year (yoy) menjadi US$ 1,94 miliar.
Penurunan pendapatan itu diikuti melemahnya laba bersih ITMG. Pada tahun lalu, produsen batubara itu meraih laba bersih US$ 200,21 juta, menurun 13% ketimbang laba bersih tahun sebelumnya.
Analis Panin Sekuritas Fajar Indra, dalam riset pada 23 Februari 2015, menyebutkan, kinerja ITMG di 2014 sejalan dengan ekspetasinya. "Volume penjualan ITMG cenderung flat pada level 29,1 juta ton," tulis dia. Bahkan, Fajar memperkirakan, volume penjualan bakal sulit untuk tumbuh di masa mendatang.
Andre Varian, analis Ciptadana Sekuritas, berpendapat, kinerja ITMG pada tahun lalu menurun lantaran harga jual rata-rata batubara turun menjadi US$ 62,6 per ton pada kuartal keempat tahun lalu, dibandingkan kuartal sebelumnya, US$ 67,1 per ton. Namun, penurunan itu diiringi menyusutnya biaya produksi ke US$ 56,5 per ton di 2014.
Dari sisi produksi batubara, saat ini ITMG lebih mengandalkan tambang Indominco untuk mengimbangi produksi di Trubaindo dan Td Mayang. Selama tahun lalu, Indominco berkontribusi 53% terhadap total produksi ITMG. Jumlah itu naik dari 2013 yang menyumbang 51% produksi.
Andre memprediksi, produksi ITMG tahun ini stagnan di kisaran 29 juta ton. Hal itu lantaran rasio kupas diprediksi lebih rendah.
Tantangan berat
Tahun ini, ITMG ingin penurunan rasio kupas menjadi di bawah 9,0 kali. Fajar berpendapat, hal itu demi efisiensi. Tapi, menurut dia, kebijakan itu akan mengurangi cadangan batubara yang ekonomis ke depannya. "Kami memperkirakan, penurunan rasio kupas bisa menghemat biaya kas perusahaan hingga US$ 2 per ton," papar Fajar.
Andre bilang, tahun ini masih berat bagi produsen batubara. Sebab, harga jual komoditas energi itu belum membaik. "Kelebihan pasokan dan penurunan pertumbuhan permintaan dari China dan Eropa menyebabkan harga batubara sulit naik," kata dia.
Di saat yang sama, tren harga minyak mentah di pasar dunia masih rendah. Kondisi ini menambah sentimen negatif bagi prospek harga batubara. Andre memperkirakan, tren penurunan bisnis batubara pada tahun lalu bakal berlanjut di tahun ini. "Kuartal I-2015 akan turun signifikan," ungkap Andre.
Dia menduga, pendapatan ITMG pada tahun ini turun 5,67% (yoy) menjadi US$ 1,83 miliar. Sedangkan, laba bersihnya menyusut 21% (yoy) menjadi US$ 158 juta.
Analis Danareksa Sekuritas Steffanus Darmagiri memproyeksikan pendapatan ITMG di tahun ini US$ 1,78 miliar dan laba bersih US$ 152 juta.
Andre merekomendasikan sell ITMG di target harga wajar Rp 16.500 per saham, Fajar merekomendasikan neutral di harga Rp 18.200, sedang Steffanus merekomendasikan hold dengan target Rp 18.500. Penutupan bursa kemarin, harga ITMG tetap di posisi Rp 16.700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News